Sabtu, 16 Juni 2012

Membina Sikap Hidup Adil


Print E-mail


Oleh : I Ketut Wiana
Dharma eva hato hanti
dharmo raksati raksatah
tasmaddharmonahantavyo
mànodharmohato’vadhit,
(Manawa Dharmasastra,VIII,15).
Maksudnya:
Siapapun yang melanggar kebenaran dan keadilan (Dharma) akan hancur. Siapapun yang menegakkan dan melindungi kebenaran dan keadilan akan dilindungi pula oleh kebenaran dan keadilan tersebut. Karena itu, kebenaran dan keadilan (Dharma) jangan dilanggar. Yang melanggar kebenaran dan keadilan akan hancur sendiri.
DALAM memandang dan mendudukkan suatu persoalan, sering orang tidak bersikap adil dan benar. Hal itu sering menimbulkan sikap saling menyalahkan. Hal itu tidak akan dapat memecahkan persoalan bahkan dapat menimbulkan persoalan baru, sedangkan persoalan lama belum juga dapat dipecahkan.
Di Bali ada kearifan lokal dalam bentuk mutiara kata berbahasa Bali yang disebut “jele melah wenang sambat, ada tuara”. Mutiara kata dalam susastra Bali lisan ini menuntun orang bersikap objektif melihat setiap persoalan. Salah satu wujud sikap objektif itu adalah melihat secara seimbang kenyataan yang baik, benar dan wajar dengan kenyataan yang buruk, salah dan tidak wajar. Sikap hidup yang tidak benar dan adil adalah sikap hidup membesar-besarkan kesalahan dan mengecil-ngecilkan kebenaran menurut kepentingan yang sempit. Sikap yang benar dan adil itu adalah sikap yang dengan kecerdasan ilmu pengetahuan menganalisa setiap kenyataan serta mencari solusi yang adil. Berbuat salah dan benar hal itu sangat manusiawi.
Di sinilah kata-kata bijak yang disebut “ada tuara wenang sambat”. Maksudnya, katakanlah apa adanya. Setelah apa adanya diketahui, tentukan sikap untuk memahami lebih dalam mengapa terjadi suatu kesalahan dan mengapa pula bisa terjadi sesuatu yang baik dan benar itu dapat dilakukan. Langkah berikutnya adalah bagaimana mendudukkan kenyataan itu dengan tepat. Kesalahan apa lagi sampai tergolong kejahatan tentunya harus diambil tindakan. Apa tindakan hukum atau non-yuridis tetapi tetap edukatif untuk mengarah agar jangan sampai hal yang tidak baik itu terulang lagi.
Pun sebaliknya, perbuatan baik dan benar wajar diberikan apresiasi positif dan jangan dilebih-lebihkan. Kalau sikap adil itu dapat diwujudkan, mereka yang salah dan hakim yang memvonis kesalahan terpidana itu sama-sama menjadi suci dan masuk sorga seperti anak baru lahir setelah menjalankan vonis yang adil itu. Hal ini dinyatakan dalam Manawa Dharmasastra VIII, 318.
Salah, benar dan baik buruk selalu terjadi dalam berbagai aspek kehidupan. Dalam dinamika politik, ekonomi dan sosial budaya yang dinamikanya kadang-kadang amat fluktuatif. Perilaku salah, benar, baik, buruk, wajar tak wajar itu akan selalu terjadi. Dalam kondisi yang dinamis itu sikap benar dan adil amat dibutuhkan. Adil adalah memberikan orang sesuai dengan haknya. Hak itu muncul dari kewajiban. Ini artinya bersikaplah yang tepat pada setiap ada sesuatu yang dianggap salah atau benar. Ambil contoh dinamika politik saat ini. Ketidakpuasan itu haruslah didudukkan sesuai dengan norma yang berlaku. Juga dalam menghadapi dinamika ekonomi yang amat fluktuatif. Harga barang dan jasa kebutuhan masyarakat sering mengalami goncangan. Lalu, janganlah setiap ada goncangan kita habiskan waktu untuk saling menyalahkan.
Setiap orang yang duduk di lembaga politik, birokrasi pemerintah maupun dalam bisnis semuanya adalah manusia biasa yang selalu ada lebih dan kurangnya. Marilah jadikan milik bersama setiap kelebihan dan kekurangan itu untuk disikapi secara adil dan proporsional. Setiap langkah manusia di dunia ini ada latar belakangnya dan itu tidak sama adanya pada setiap orang. Sikap adil adalah memperlakukan orang dengan menjadikan latar belakang itu sebagai salah satu pertimbangan.
Setiap perilaku yang dilakukan manusia sebagai apapun. Ia amat tergantung pada latar belakang orang itu. Latar belakang itu menyangkut berbagai aspek kehidupan seseorang menyangkut pendidikannya, lingkungan sosialnya, agama yang dianutnya, kehidupan ekonominya, sifatnya, bakat dan wataknya. Dengan mempertimbangkan latar belakang kehidupan seseorang, sikap adil pada setiap perilaku seseorang sebagai apapun dia akan bisa diwujudkan. Dengan sikap adil itu diharapkan langkah-langkah yang destruktif dapat dihindari dalam menyelesaikan setiap persoalan. Balipost Minggu – 4 Mei 2009.

Jumat, 15 Juni 2012

Petunjuk-Petunjuk Praktis ke dalam Jñana Yoga ………. ( 1 )


Print E-mail
Petunjuk-Petunjuk Praktis
ke dalam Jñana Yoga  ………. ( 1 )
Oleh: Sri Swami Sivananda Sarasvati
Jnana adalah pengetahuan luhur nan sejati. Mengetahui Brahman sebagai Diri Sendiri adalah Jnana. Untuk bisa mengatakan, “Aku Brahman, yang suci. Kesadaran yang menyusupi segalanya, yang bukan penikmat, bukan pelaku, saksi bisu,” dibutuhkan Jnana. Memandang Diri Sendiri dimana-mana merupakan refleksi dan hadirnya Jnana.

Ajnana adalah kebodohan, kebutaan atau kegelapan batin. Mengidentifikasikan-diri pada wahana tubuh, mental, enerji-vital dan indria-indnia ilusif ini adalah Ajnana. Berkata, “Akulah pelaku, penikmat, aku seorang Brahrnin, seorang Brahmachari, ini milikku, ia putraku”, adalah Ajnana. Hanya Jnana yang bisa menghancurkan Ajñana, layaknya hanya teranglah yang bisa mengusir gelap.

Brahman, Sang Diri Suprima, bukan pelaku dan perbuatan-perbuatan pun penikmat hasil-hasil perbuatan. Penciptaan, pemeliharaan dan penghancuran semesta tidak disebabkan oleh-Nya. Semua itu disebabkan oleh perbuatan Maya, Penguasa Enerji yang memanifestasikan dirinya sebagai proses semesta, hukum semesta.

Layaknya ruang yang tampak ada tiga jenis - ruang absolut, ruang yang dibatasi oleh sebuah tempayan, dan ruang yang direfleksinya oleh air di dalam sebuah tempayan - demikian pula adanya tiga jenis intelijensia. Ada intelijensia absolut, intelijensia yang direkfleksikan pada Maya, dan intelijensia yang direfleksikan pada Sang Jiva (jiwa pribadi). Pandangan sebagai pelaku merupakan fungsi dan intelijensia sebagai refleksi pada intelek. ini, bersama-sama dengan pandangan Sang Jiva, ditumpangkan oleh kegelapan batin pada Brahman, Sang Saksi Bisu yang suci-murni dan tiada terbatas.

Ilustrasi berupa ruang absolut, ruang yang dibatasi oleh sebuah tempayan, dan ruang yang direfleksikan oleh air di dalam sebuah tempayan diberikan untuk membangkitkan pandangan bahwasanya di dalam kesejatian, hanya Brahman sajalah yang ada. Hanya lantaran Maya, sedemikian rupa. Ia tampak seperti ada tiga. Pendapat bahwa refleksi dan intelijensia adalah nyata, salah adanya; ia disebabkan oleh kegelapn batin. Brahman tanpa batas; keterbatasan hanyalah sebentuk penumpangan terhadap Brahman.

Identifikasi antara Diri Suprima dengan diri refleksi ditegaskan oleh pernyataan ‘Tat Tvam, Asi’ - ‘Engkau adalah Dia’. Manakala pengetahuan akan identiknya keduanya terbit, problema-problema dunia dan ketidaktahuan - berikut segenap carang dan rantingnya - hancur dan semua keragu-raguanpun sirna.

Realisasi - Diri atau persepsi intuitif langsung akan Sang Diri Suprima penting bagi kebebasan dan kesempurnaan. Jnana Yoga atau Jalan Kebijaksanaan ini, betap apun juga, bukanlah bagi kebanyakan orang yang hatinya tidak murni dan inteleknya tidak cukup tajam untuk bisa mengerti dan mempraktekkan ‘jalur tajam pisau cukur’ ini. Makanya, pertama-tama mesti mempraktekkan Karma Yoga dan Upasana (Bhakti), yang akan memurnikan hati dan membuatnya layak untuk menerima Pengetahuan Sèjati.
Brahman dan Maya
Brahman adaah Sat, Yang Absolut, Realitas Sejati. Yang eksis di masa lalu, kini dan mendatang; yang tanpa awal, pertengahan dan tanpa akhir; yang tiada berubah dan terkondisi oleh waktu, ruang dan kausasi apapun; yang eksis selama jaga, mimpi dan tidur-lelap; yang merupakan sifat dan esensi homogen tunggal, yang adalah Sat. ini semua ada pada Brahman. Yang Absolut. Kitab-kitab suci dengan tegas mendeklarasikan “Hanya Sat-lah yang mendahului evolusi dan semesta raya ini.

Fenomena-fenomena semesta ini semu adanya. Isvara menciptakan semesta raya ini melalui Tubuh-Nya, Maya-Nya, tak-ubahnya seekor laba-laba menciptakan jaringnya dan air liurnya. Ini hanyalah penampakan, layaknya seutas tambang yang tampak seperti seekor ular atau induk-mutiara yang tampak seperti perak. Ia tak punya eksistensi independen.

Sulit untuk mengerti bagaimana Yang Tiada Terbatas dari diri-Nya sendiri menjadi yang terbatas. Pesulap bisa mengeluarkan seekor kelinci dari topinya. Kita bisa melihatnya terjadi namun tak bisa menjelaskannya; makanya kita menyebutnya Maya atau ilusi.

Maya merupakan suatu fenomena aneh yang tak bisa dipehitungkan dengan hukum Alam manapun. Ia. tak bisa diungkapkan. Hubungannya dengan Brahman layaknya antara panas dengan api. Panasnya tidaklah sama dengan api dan sekaligus tiada berbeda dengannya.
Apakah Maya benar-benar eksis ataukah tidak? Para Advaitin (penganut filsafat Advaita Vedan ta) memberi jawaban: “Maya yang tiada terduga ini tidak bisa disebut eksis pun tidak-eksis”.
Bila kita mengetahui sifat Brahman semua nama, bentuk serta keterbatasan berguguran. Dunia adalah Maya karena ia bukanlah kebenaran sejati dan Realitas Tiada Terbatas - Brahman. Betapapun juga, dunia (kelihatan) eksis dan keterkaitannya dengan Brahman tak terjelaskan. [Ada juga yang mengatakan bahwa Maya adalah ‘yang bukan’ Brahman. Pikiran manusia hanya bisa mengetahui ‘yang bukan’, atau dengan kata lain, hanya bisa melakukan ‘penyangkalan’, — pen.] Ilusi sirna melalui pencapaian pengetahuan luhur akan Brahman. Para orang-orang suci, para Rishi dan kitab-kitab suci menyatakan bahwa Maya sepenuhnya sirna secepat terbitnya Pengetahuan Diri-Jati.

Dunia ini semu dibandingkan dengan Brahman. Ia merupakan suatu realitas yang solid, hanya bagi manusia duniawi yang penuh kenafsuan. Bagi orang suci yang sudah cerah, ia eksis bagaikan sebuah baju yang terbakar. Bagi seorang Videhamukta (yogi yang telah menanggalkan jasadnya) ia sama sekali tidak eksis. Bagi manusia yang telah terlengkapi dengan Viveka, dunia kehilangan keelokan dan daya-tariknya.

Hanya Brahman sajalah yang benar-benar eksis. Jiwa Pribadi, dunia dan “aku” kecil ini adalah keliru. Naiklah di atas nama-nama dan wujud-wujud dan bunuhlah egoisme. Lampauilah Maya dan musnahkan kegelapan batin. Bermeditasilah secara konstan terhadap Brahrnan Tertinggi, sifat Keilahianmu.

Akan tetapi, tak perlu meninggalkan dunia (ramai) dan masuk hutan lantaran sekarang Anda telah melihat kalau dunia ini semu adanya. Anda akan sepenuhnya hancur bila Anda melakukannya tanpa kualifikasi yang memadai. Pentama-tama mantaplah dalam pengakuan bahwasanya dunia ini semu dan hanya Brahman sajalah yang sejati ini akan membantu Anda mengembangkan ketidakterikatan dan hasrat yang kuat untuk mencapai kebebasan. Tinggallah di dunia, tapi jangan keduniawian! Perjuangkan kebebasan dengan berlatih menerapkan Sadhana Chatushtaya!
Sadhana Chatushtaya.
Jnana Yoga dan Brahma Vidya atau pengetahuan Diri-Jati bukanlah pelajaran yang bisa dimengerti dan direalisasikan melalui pembelajaran intelektual, penalaran, rasiosinasi, melalui diskusi ataupun argumentasi-argumentasi. Ia adalah pengetahuan yang tersulit di antara semua pengetahuan.
Oleh karenanya, seorang siswa yang menyusuri jalan Kesujatian, pertama-tama harus memperlengkapi dirinya dengan Sadhana Cahtushtaya - “empat daya pembebas”. Mereka adalah daya pemilah-milah, ketidak-gemaran atau ketidak-terikatan, enam sekawan sifat-sifat luhur, dan hasrat yang kuat akan kebebasan-Viveka, Vairagya, Shad-Sampat dan Mumukshutva. Hanya sesudahnyalah ia akan bisa melangkah ke depan di jalur ini dengan tegap, tanpa rasa takut. Tak ada kemajuan spiritual sekecil apapun yang dimungkinkan kecuali seseorang telah terberkati dengan keempat kwalifikasi ini.

Keempat daya pembebas ini setua Veda-veda dan dunia ini sendiri. Setiap agama menyodorkannya sebagai resep; sebutannya boleh saja berbeda antara satu dengan yang lainnya, namun intinya tetap sama karena ia bersifat immaterial. Hanya orang-orang bodoh sajalah yang punya kebiasaan yang tidak diinginkan berupa merisaukan urusan lingual serta mempertanyakan pertanyaan-pertanyaan yang tak perlu. Jangan pedulikan mereka. Adalah kewajiban Anda untuk makan buah dan bukannya membuang-buang waktu untuk menghitung-hitung daun dan pohonnya. Sekarang cobalah memahami keempat daya pembebas yang esensial ini.

Viveka adalah daya pemilah-milah antara yang sejati dan yang semu, antara yang permanen dan yang impermanen, antara Sang Diri dan bukan-diri. Viveka diturunkan kepada seseorang melalui anugrah Tuhan. Dan anugrah itu sendiri diturunkan hanya sesudah orang itu tak henti-hentinya melaksanakan pelayanan tanpa pamerih di dalam tak terhitung kelahiran, dengan anggapan bahwa ia hanyalah sebuah instrumen di tangan Tuhan, dimana segenap karyanya itu adalah persembahannya kepada Tuhan. Pintu menuju derajat bathiniah yang lebih tinggi terbuka lebar manakala ada kebangkitan daya pemilah-milah ini.

Ada suatu keabadian, prinsip yang tiada berubah ditengah-tengah fenomena yang senantiasa berubah-ubah dan semesta raya dan gerakan-gerakan yang cepat serta pusaran-pusaran dan pikiran ini.

Sang penekun juga harus memisahkan-dirinya dari ‘enam gelombang samudra Samsara’ - kelahiran dan kematian, lapar dan haus, serta kegembiraan dan kesedihan. Kelahiran dan kematian milik tubuh fisikal ini; lapar dan haus adalah milik dari Prana, daya vital; kegembiraan dan kesedihan adalah milik dari duet pikiran-perasaan. Sang Jiva tiada melekat. ‘Keenam gelombang’ itu tak bisa menyentuh Brahman, yang sehalus ether yang menyusupi segalanya.

Guyub dengan para suciwan (satsanga) dan pembelajaran pustaka-pustaka Vedantik akan mencurahkan daya pemilah-milah. Viveka haruslah dikembangkan hingga derajat maksimum. Seseorang mesti mantap betul di dalamnya.

Vairagya adalah ketidak-terikatan pada kesenangan-kesenangan dunia pun surgawi. Vairagya yang lahir dari Viveka tahan selamanya. Ia tidak akan memerosotkan sang penekun. Akan tetapi, Vairagya kepada wanita yang datang sementara saat ia melahirkan atau manakala menghadiri kremasi misalnya, tidaklah banyak gunanya. Pandangan bahwasanya segala sesuatunya di dunia ini semu adanya, juga menyebabkan sikap acuh tak-acuh terhadap kesenangan-kesenangan duniawi dan surgawi. Seseorang mesti kembali lagi ke alam eksitensi ini dan surga, setelah semua buah dan karma baiknya habis. Makanya mereka tak berharga untuk dikejar.

Vairagya tidaklah berarti bahwa seseorang melalaikan kewajiban-kewajiban sosial dan tanggung-jawabnya pada kehidupan ini. Ia tidaklah berarti mengabaikan begitu saja dunia ini, untuk kemudian hidup di sebuah goa sunyi di pegunungan Himalaya. Vairagya adalah pelepasan-mental dari objek-objek duniawi. Seseorang boleh saja tetap tinggal di dunia dan terlibat di dalam semua kewajiban-kewajiban tanpa terikat. Ia bisa saja seorang perumahtangga dan sebuah keluarga besar, sementara pada saat yang bersamaan sempurna pelepasan mentalnya terhadap segala sesuatu. Ia mampu melakoni sadhana spiritual di tengah-tengah aktivitas-aktivitas duniawinya. Ia yang sempurna pelepasan-mentalnya di dunia ini, benar-benar seorang pahlawan. Ia lebih mulia dibanding seorang Sadhu yang hidup di goa Himalaya, sejauh ia setiap saat harus menghadapi tak terhitung banyaknya cobaan di dalam kehidupannya.
Jurus yang ketiga adalah Shad Sampat, ‘enam sekawan kebajikan’. Ia terdiri atas Sama, Dama, Uparati, Titiksha, Sradhha dan Samadhana. Keenam-enamnya disatukan karena secara bersama-sama mereka menghadirkan pengendalian dan disiplin mental, dimana tanpanya konsentrasi dan meditasi tidaklah dimungkinkan.
1. Sama adalah ketenangan dan ketentraman batin yang hadir dengan terkikisnya nafsu-keinginan.
2. Dama adalah pengendalian rasional terhadap indria-indria.
3. Uparati adalah kejemuan; ia berupa berpalingnya batin dan nafsu keinginan terhadap kenikmatan indriawi. Status bathiniah ini datang secara alami manakala seseorang menerapkan Viveka, Vairagya, Sama dan Dama.
4. Titiksha adalah daya tahan mental. Seorang penekun mesti dengan sabar menahan pasangan yang berlawanan, rwabhineda, seperti : panas - dingin, senang-sedih, suka.-duka, dan yang sejenisnya.
5. Sraddha adalah keyakinan yang mendalam akan ajaran-ajaran Sang Guru, akan pustaka-pustaka Vedantik, dan di atas semua itu, akan dirinya sendiri. Namun ini bukanlah keyakinan membuta, melainkan berdasarkan penalaran yang akurat, bukti-bukti otentik dan pengalaman-pengalaman spiritual. Bila demikian adanya ia akan bertahan, sempurna dan tiada tergoyahkan lagi. Keyakinan serupa ini berkemampuan untuk mencapai apapun.
6. Samadhana adalah menambatkan batin hanya pada Brahman atau Sang Diri-Jati, dengan tanpa mengijinkannya Ian memburu objek-objek. Batin bebas dan kegelisahan di tengahtengah pendenitaan-penderitaar idan masalah-masalah. Disini ada stabilitas, keseimbangan mental dan ketidak-acuhan di tengah-tengah kesenangan-kesenangan duniawi. Sang penekun tidak mencintai pun membenci apapun. Ia punya kekuatan di dalam yang besar dan menikmati kedamaian batin yang tiada tergoyahkan, sebagai hasil dari penerapan Sama, Dama, Uparati, Titiksha dan Sradhha. WHD No. 462 Juli 2005.
(BERSAMBUNG)

Rabu, 13 Juni 2012

Percaya adanya Hukum Karmaphala




Segala gerak atau aktivitas yang dilakukan, disengaja atau tidak, baik atau buruk, benar atau salah, disadari atau diluar kesadaran, kesemuanya itu disebut "Karma". Ditinjau dari segi ethimologinya, kata karma berasal dari kata "Kr" (bahasa sansekerta), yang  artinya bergerak atau berbuat. Menurut Hukum Sebab Akibat,  maka segala sebab pasti akan membuat akibat. Demikianlah sebab dari suatu gerak atau perbuatan akan menimbulkan akibat, buah, hasil atau pahala. Hukum sebab akibat inilah yang disebut dengan Hukum Karma Phala.
Di dalam Weda disebutkan "Karma phala ika palaing gawe hala ayu", artinya karma phala adalah akibat phala dari baik buruk suatu perbuatan atau karma (Clokantra 68).

Hukum karma ini sesungguhnya sangat berpengaruh terhadap baik buruknya segala mahluk sesuai dengan perbuatan baik dan perbuatan buruknya yang dilakukan semasa hidup. Hukum karma dapat menentukan seseorang itu hidup bahagia atau menderita lahir bathin. Jadi setiap orang berbuat baik (subha karma), pasti akan menerima hasil dari perbuatan baiknya itu. Demikian pula sebaliknya, setiap yang berbuat buruk, maka keburukan itu sendiri tidak bisa terelakkan dan pasti akan diterima.

Phala atau hasil dari perbuatan itu tidak selalu langsung dapat dirasakan atau dinikmati. Tangan yang menyentuh es akan seketika dingin, namun menanam padi harus menunggu berbulan-bulan untuk bisa memetik hasilnya. Setiap perbuatan akan meninggalkan bekas, ada bekas yang nyata, ada bekas dalam angan dan ada yang abstrak. Oleh karena itu hasil perbuatan yang tidak sempat dinikmati pada saat berbuat atau pada kehidupan sekarang maka akan ia terima setelah di akherat kelak dan ada kalanya pula akan dinikmati pada kehidupan yang akan datang.

Dengan demikian karma phala dapat digolongkan menjadi 3 macam sesuai dengan saat dan kesempatan dalam menerima hasilnya, yaitu Sancita Karma Phala, Prarabda Karma Phala, dan Kriyamana Karma Phala.
1.Sancita Karma Phala:
Hasil perbuatan kita dalam kehidupan terdahulu yang belum habis dinikmati dan masih merupakan benih yang menentukan kehidupan kita yang sekarang.
2.Prarabda Karma Phala:
Hasil perbuatan kita pada kehidupan ini tanpa ada sisanya lagi;
3.Kriyamana Karma Phala:
Hasil perbuatan yang tidak sempat dinikmati pada saat berbuat, sehingga harus diterima pada kehidupan yang akan datang.

Jadi adanya penderitaan dalam kehidupan ini walaupun seseorang selalu berbuat baik, hal itu disebabkan oleh karmanya yang lalu (sancita karma), terutama yang buruk yang harus ia nikmati hasilnya sekarang, karena pada kelahirannya terdahulu belum habis diterimanya. Sebaliknya seseorang yang berbuat buruk pada kehidupannya sekarang dan nampaknya ia hidup bahagia, hal itu disebabkan karena sancita karmanya yang dahulu baik, namun nantinya ia juga harus menerima hasil perbuatannya yang buruk yang ia lakukan pada masa kehidupannya sekarang ini.

Tegasnya, bahwa cepat atau lambat, dalam kehidupan sekarang atau nanti, segala hasil perbuatan itu pasti akan diterima, karena hal itu sudah merupakan hukum perbuatan. Di dalam Weda (Wrhaspati Tatwa 3), dinyatakan sebagai berikut: "Wasana artinya bahwa semua perbuatan yang telah dilakukan didunia ini. Orang akan mengecap akibat perbuatannya di alam lain, pada kelahiran nanti; apakah akibat itu akibat yang baik atau yang buruk. Apa saja perbuatan yang dilakukannya, pada akhirnya kesemuanya itu akan menghasilkan buah. Hal ini adalah seperti periuk yang diisikan kemenyan, walaupun kemenyannya sudah habis dan periuknya dicuci bersih-bersih namun tetap saja masih ada bau, bau kemenyan yang melekat pada periuk itu. Inilah yang disebut wasana. Seperti juga halnya dengan karma wasana. Ia ada pada Atman. Ia melekat pada-Nya. Ia mewarnai Atman."

Ada penyakit tentu ada penyebabnya, demikian pula penderitaan itu, pasti ada sebab musababnya. Tetapi kita harus yakin bahwa penyakit atau penderita tersebut pasti dapat diatasi. Seseorang tidak bisa menghindari hasil perbuatannya, apakah baik ataupun buruk, sehingga seseorang tidak boleh iri jika melihat orang lain hidupnya bahagia atau lebih baik. Demikian pula sebaliknya, seseorang tidak perlu menyesali nasibnya, karena apa yang ia terima merupakan tanggungjawabnya. Ini harus disadari, bahwa penderitaan disaat ini adalah akibat dari perbuatan kita sendiri, baik yang sekarang maupun yang telah lampau. Namun kita harus sadar pula bahwa suatu saat penderitaan itu akan berakhir asal kita selalu berusaha untuk berbuat baik. Perbuatan baik yang dilakukan saat ini akan memberikan kebahagiaan baik sekarang maupun pada masa yang akan datang.

Jelasnya dengan itu seseorang tidak perlu sedih atau menyesali orang lain karena mengalami penderitaan dan tidak perlu sombong karena mengalami kebahagiaan, karena hal itu adalah hasil karma. Satu hal yang perlu diingat, bahwa hukum karma phala itu tidak terlepas dari kekuasaan Hyang Widhi (Tuhan Yang Maha Esa). Hyang Widhilah yang menentukan phala dari karma seseorang. Beliaulah yang memberi ganjaran sesuai dengan Hukum Karma.

    "Asing sagawenya dadi manusa,
    ya ta mingetaken de Bhetara Widhi,
    apan sira pinaka paracaya Bhatara
    ring cubhacubha karmaning janma". (Wrhaspati Tattwa 22)
Segala (apa) yang diperbuat di dalam penjelmaan menjadi manusia, (semua) itulah yang dicatat oleh Hyang Widhi (Tuhan Yang Maha Esa), karena Dia sebagai saksi (dari) baik buruk (amal-dosa) perbuatan manusia.

    "Bhatara Dharma ngaran ira Bhatara Yama
    sang kumayatnaken cubhacubha prawrti
    sekala janma". (Agastya Parwa 355.15)
Bhatara Dharma (juga) bergelar Bhatara Yama (sebagai Dewa Keadilan), adalah pelindung keadilan yang mengamat-amati (mengadili) baik buruk perbuatan manusia. Baik buruk dari (karma) itu akan memberi akibat yang besar terhadap kebahagiaan atau penderitaan hidup manusia.

Jadi segala baik dan buruk suatu perbuatan akan membawa akibat tidak saja di dalam hidup sekarang ini, tetapi juga setelah di akhirat kelak, yakni setelah Atma dengan suksma sarira (alam pikiran) terpisah dari badan (tubuh) dan akan membawa akibat pula dalam penjelmaan yang akan datang, yaitu setelah atman dengan suksma sarira memasuki badan atau wadah yang baru. Hyang Widhi (Tuhan Yang Maha Esa) akan menghukum atman (roh) yang berbuat dosa dan merahmati atman (roh) seseorang yang berbuat kebajikan. Hukuman dan rahmat yang dijatuhkan oleh Hyang Widhi ini bersendikan pada keadilan.

Pengaruh hukum ini pulalah yang menentukan corak serta nilai dari pada watak manusia. Hal ini menimbulkan adanya bermacam-macam ragam watak manusia di dunia ini. Terlebih-lebih hukuman kepada Atman (roh) yang selalu melakukan dosa semasa penelmaannya, maka derajatnya akan semakin bertambah merosot. Hal ini disebutkan dalam Weda sebagai berikut:

    "Dewanam narakam janturjantunam narakam pacuh,  
    Pucunam narakam nrgo mrganam narakam khagah,
    Paksinam narakam vyalo vyanam narakam damstri,
    Damstrinam narakam visi visinam naramarane." (Clokantara 40.13-14)
Dewa neraka (menjelma) menjadi manusia. Manusia neraka (menjelma) menjadi ternak. Ternak menjadi binatang buas, binatang buas neraka menjadi burung, burung neraka menjadi ular, dan ular neraka menjadi taring. (serta taring) yang jahat menjadi bisa (yakni) bisa yang dapat membahayakan manusia.

Demikianlah kenerakaan yang dialami oleh Atman (roh) yang selalu berbuat jahat (dosa) semasa penjelmaannya di dunia. Jika penjelmaan itu telah sampai pada limit yang terhina akibat dosanya, maka ia tetap akan menjadi dasar terbawah dari kawah neraka.

Pokok-Pokok Keimanan dalam Agama Hindu:
1.  Percaya adanya Tuhan (Brahman/Hyang Widhi)
2.  Percaya adanya Atman
3.  Percaya adanya Hukum Karma Phala
4.  Percaya adanya Punarbhawa/Reinkarnasi/Samsara
5.  Percaya adanya Moksa

Tuntunan Dasar Agama Hindu (milik Depag)
Disusun oleh Anak Agung Gde Oka Netra

Pokok-pokok Keimanan Agama Hindu (2)


Print E-mail
Percaya adanya Atman 
Atman adalah percikan kecil dari Paramatman (Hyang Widhi/Brahman). Atman di dalam badan manusia disebut Jiwatman, yang menyebabkan manusia itu hidup. Atman dengan badan adalah laksana kusir dengan kereta. Kusir adalah Atman yang mengemudikan dan kreta adalah badan. Demikian Atman itu menghidupi sarva prani (mahluk) di alam semesta ini.
    "Angusthamatrah Purusa ntaratman
    Sada jananam hrdaya samnivish thah
    Hrada mnisi manasbhikrto
    yaetad, viduramrtaste bhavanti". (Upanisad)

Ia adalah jiwa yang paling sempurna (Purusa), Ia adalah yang paling kecil, yang menguasai pengetahuan, yang bersembunyi dalam hati dan pikiran, mereka yang mengetahuinya menjadi abadi.
Satu That yang bersembunyi dalam setiap mahluk yang menghidupi semuanya, yang merupakan jiwa semua mahluk, raja dari semua perbuatan pada semua mahluk, saksi yang mengetahui dan tunggal. Demikianlah Atman merupakan percikan-percikan kecil dari paramatman (Tuhan) yang berada di setiap mahluk hidup. Atman adalah bagian dari pada Tuhan, bagaikan titik embun yang berasal dari penguapan air laut, karena ada pengaruh dari suatu temperatur tertentu. Seperti halnya juga percikan-percikan sinar berasal dari matahari, kemudian terpencar menerangi segala pelosok alam semesta ini. Atau dapat diumpamakan Hyang Widhi (Brahman/Tuhan) adalah sumber tenaga lsitrik yang dapat menghidupkan bola lampu besar atau kecil dimanapun ia berada. Bola lampu disini dapat diumpamakan sebagai tubuh setiap mahluk dan aliran listriknya adalah Atman.

Oleh karena Atman itu merupakan bagian dari Brahman/Hyang Widhi, maka Atman pada hakekatnya memiliki sifat yang sama dengan sumbernya, yakni Brahman itu sendiri. Atman bersifat sempurna dan kekal abadi, tidak mengalami kelahiran dan kematian, bebas dari suka dan duka. Menurut Weda (Bh.G.23,24 dan 25), sifat-sifat Atman dinyatakan sebagai berikut:

    Nai nam Chindanti sastrani

    nai nam dahati pavakah
    na soshayati marutah (Bh.G.II.23)
Senjata tidak dapat melukai Dia, dan api tidak dapat membakarnya, angin tidak dapat mengeringkan Dia, dan air tidak bisa membasahinya.

    achchhedyo "yam adahyo yam
    akledyo soshya eva cha
    nityah sarvagatah sthnur
    achalo yam sanatanah. (Bh. G. II.24)
Dia tak dapat dilukai, dibakar, juga tidak dikeringkan dan dibsahi, Dia adalah abadi, tiada berubah, tidak bergerak, tetap selama-lamanya.

    Avyakto yam achityo yam

    avikaryo yam uchyate
    tasmad evam viditvai nam
    na nusochitum arhasi (Bh.G.II.25)
Dia dikatakan tidak termanifestasikan, tidak dapat dipikirkan, tidak berubah-ubah, dan mengetahui halnya demikian engkau hendaknya jangan berduka.

Yang dimaksud "Dia" dan "Nya" dalam sloka di atas adalah Atman itu sendiri. Dia mengatasi segala elemen materi, kekal abadi, dan tidak terpikirkan. Oleh karena itu Atman (Jiwatman) tidak dapat menjadi subyek ataupun obyek daripada perubahan-perubahan yang dialami oleh pikiran, hidup dan badan jasmani. Karena semua bentuk-bentuk yang dialami ini bisa berubah, datang dan pergi, tetapi jiwa itu tetap langgeng untuk selamanya.

Dari uraian sloka di atas, ada beberapa sifat atman yang penting di sini adalah: Achodya (tak terlukai oleh senjata). Adahya (tak terbakar oleh api), Akledya (tak terkeringkan oleh angin), Acesyah (tak terbasahkan oleh air), Nitya (abadi), Sarvagatah (dimana-mana ada), Sthanu (tak berpindah-pindah), Acala (tak bergerak), Sanatana (selalu sama), Awyakta (tak terlahirkan), Achintya (tak terpikirkan), dan Awikara (tak berubah dan sempurna tidak laki-laki atau perempuan).

Perpaduan Atman dengan badan jasmani, menyebabkan mahluk itu hidup. Atman yang menghidupi badan disebut Jiwatman. Pertemuan Atman dengan badan jasmani ini menyebabkan Dia terpengaruh oleh sifat-sifat maya yang menimbulkan awidya (kegelapan). Jadi manusia lahir dalam keadaan awidya, yang menyebabkan ketidak sempurnaannya. Atman itu tetap sempurna, tetapi manusia itu sendiri tidaklah sempurna. Manusia tidak luput dari hukum lahir, hidup dan mati. Walaupun manusia itu mengalami kematian, namun Atman tidak akan bisa mati. Hanya badan yang mati dan hancur, sedangkan Atman tetap kekal abadi.

    Vasamsi jirnani yatha vihaya

    navani grihnati naro parani
    tahta sartrahi vihaya jirmany
    anyani samyati navani dehi (Bh.G.II.22)
Ibarat orang yang menanggalkan pakaian lama dan menggantikannya dengan yang baru, demikian jiwa meninggalkan badan tua dan memasuki jasmani yang baru.

Jiwatman yang terbelengu berpindah dari satu badan ke badan yang lain. Setiap kelahirannya membawa badan, hidup dan pikiran yang terbentuk dari pada prakerti menurut evolusinya dimasa yang lalu dan kebutuhannya dimasa yang akan datang. Apabila badan jasmani yang menjadi tua dan hancur, maka alam pikiran sebagai pembalut jiwa merupakan kesadaran baginya untuk berpindah-pindah dari satu badan ke badan yang lain yang disebut reinkarnasi atau phunarbhawa sesuai dengan karmaphalanya (hasil perbuatannya di dunia). Karena itu Atman tidak akan selalu dapat kembali kepada asalnya yaitu ke Paramaatman. Orang-orang yang berbuat baik di dunia akan menuju sorga dan yang berbuat buruk akan jatuh ke Neraka. Di Neraka Jiwatman itu mendapat siksaan sesuai dengan hasil perbuatannya. Karena itulah penjelmaan terus berlanjut sampai Jiwatman sadar akan hakekat dirinya sebagai Atman, terlepas dari pengaruh awidya dan mencapai Moksa yaitu kebahagiaan dan kedamaian yang abadi serta kembali bersatu kepada asalnya.

Pokok-Pokok Keimanan dalam Agama Hindu:
1.  Percaya adanya Tuhan (Brahman/Hyang Widhi)
2.  Percaya adanya Atman
3.  Percaya adanya Hukum Karma Phala
4.  Percaya adanya Punarbhawa/Reinkarnasi/Samsara
5.  Percaya adanya Moksa

Tuntunan Dasar Agama Hindu (milik Depag)
Disusun oleh Anak Agung Gde Oka Netra

Pokok-pokok Keimanan Agama Hindu

Percaya adanya Tuhan (Brahman/Hyang Widhi)

Sesungguhnya, setiap agama yang ada dan berkembang dimuka bumi ini, bertitik tolak kepada kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Banyak hal yang mendorong kita harus percaya terhadap adanya Tuhan itu dan berlaku secara alami. Adanya gejala atau kejadian dan keajaiban di dunia ini, menyebabkan kepercayaan itu semakin mantap. Semuanya itu pasti ada sebab- musababnya, dan muara yang terakhir adalah Tuhan Yang Maha Kuasa. Tuhanlah yang mengatur semuanya ini, Tuhan pula sebagai penyebab pertama segala yang ada.
Kendati kita tidak boleh cepat-cepat percaya kepada sesuatu, namun percaya itu penting dalam kehidupan ini. Banyak sekali kegiatan yang kita laksanakan dalam kehidupan sehari-hari hanyalah berdasarkan kepercayaan saja. Setiap hari kita mneyaksikan matahari terbit dan tenggelam. Demikian pula adanya bulan dan bintang yang hadir di langit dengan teratur. Belum lagi oleh adanya berbagai mahluk hidup dan hal-hal lain yang dapat menjadikan kita semakin tertegun menyaksikannya. Adanya pergantian siang menjadi malam, adanya kelahiran, usia tua, dan kematian, semuanya ini mengantarkan kita harus percaya kepada Tuhan, bahwa Tuhanlah yang merupakan sumber dari segala yang terjadi di alam semesta ini.

Karena agama itu adalah kepercayaan, maka dengan agama pula kita akan merasa mempunyai suatu pegangan iman yang menambatkan kita pada satu pegangan yang kokoh. Pegangan itu tiada lain adalah Tuhan, yang merupakan sumber dari semua yang ada dan yang terjadi. Kepada-Nya-lah kita memasrahkan diri, karena tidak ada tempat lain dari pada-Nya tempat kita kembali. Keimanan kepada Tuhan ini merupakan dasar kepercayaan agama Hindu. Inilah yang menjadi pokok-pokok keimanan agama Hindu.

Adapun pokok-pokok keimanan dalam agama Hindu dapat dibagi menjadi lima bagian yang disebut dengan Panca Sraddha, yaitu percaya adanya Tuhan (Brahman/Hyang Widhi), percaya adalanya Atman, percaya adanya Hukum Karma Phala, percaya adanya Punarbhawa (Reinkarnasi/Samsara) dan percaya adanya Moksa.

Percaya adanya Tuhan (Brahman/Hyang Widhi)

Percaya terhadap Tuhan, mempunyai pengertian yakin dan iman terhadap Tuhan itu sendiri. Yakin dan iman ini merupakan pengakuan atas dasar keyakinan bahwa sesungguhnya Tuhan itu ada, Maha Kuasa, Maha Esa dan Maha segala-galanya. Tuhan Yang Maha Kuasa, yang disebut juga Hyang Widhi (Brahman), adalah ia yang kuasa atas segala yang ada ini. Tidak ada apapun yang luput dari Kuasa-Nya. Ia sebagai pencipta, sebagai pemelihara dan Pelebur alam semesta dengan segala isinya. Tuhan adalah sumber dan awal serta akhir dan pertengahan dari segala yang ada. Didalam Weda (Bhagavad Gita), Tuhan (Hyang Widhi) bersabda mengenai hal ini, sebagai berikut:

    Etadyonini bhutani

    sarvani ty upadharaya
    aham kristnasya jagatah
    prabhavah pralayas tatha. (BG. VII.6)
Ketahuilah, bahwa semua insani mempunyai sumber-sumber kelahiran disini, Aku adalah asal mula alam semesta ini demikian pula kiamat-kelaknya nanti.

    Aham atma gudakesa

    sarva bhutasaya sthitah
    aham adis cha madhyam cha
    bhutanam anta eva cha. (BG.X.20)
Aku adalah jiwa yang berdiam dalam hati segala insani, wahai Gudakesa. Aku adalah permulaan, pertengahan dan penghabisan dari mahluk semua.

    yach cha pi sarvabhutanam

    bijam tad aham arjuna
    na tad asti vina syan
    maya bhutam characharam. (BG. X.39)
Dan selanjutnya apapun, oh Arjuna, aku adalah benih dari segala mahluk, tidak ada sesuatupun bisa ada, bergerak atau tidak bergerak, tanpa aku.

Tuhan (Hyang Widhi), yang bersifat Maha Ada, juga berada disetiap mahluk hidup, didalam maupun doluar dunia (imanen dan transenden). Tuhan (Hyang Widhi) meresap disegala tempat dan ada dimana-mana (Wyapi Wyapaka), serta tidak berubah dan kekal abadi (Nirwikara). Di dalam Upanisad (k.U. 1,2) disebutkan bahwa Hyang Widhi adalah "telinga dari semua telinga, pikiran dari segala pikiran, ucapan dari segala ucapan, nafas dari segala nafas dan mata dari segala mata", namun Hyang Widhi itu bersifat gaib (maha suksma) dan abstrak tetapi ada. Di dalam Bhuana Kosa disebutkan sebagai berikut:

    "Bhatara Ciwa sira wyapaka

    sira suksma tan keneng angen-angen
    kadiang ganing akasa tan kagrahita
    dening manah muang indriya".
Artinya:
Tuhan (Ciwa), Dia ada di mana-mana, Dia gaib, sukar dibayangkan, bagaikan angkasa (ether), dia tak dapat ditangkap oleh akal maupun panca indriya.

Walaupun amat gaib, tetapi Tuhan hadir dimana-mana. Beliau bersifat wyapi-wyapaka, meresapi segalanya. Tiada suatu tempatpun yang Beliau tiada tempati. Beliau ada disini dan berada disana Tuhan memenuhi jagat raya ini.

    "Sahasrasirsa purusah sahasraksah sahasrapat,

    sa bhumim visato vrtva tyatistad dasangulam". (Rg Veda X.90.1)
Tuhan berkepala seribu, bermata seribu, berkaki seribu, Ia memenuhi bumi-bumi pada semua arah, mengatasi kesepuluh penjuru.

Seribu dalam mantra Rg Veda di atas berarti tak terhingga. Tuhan berkepala tak terhingga, bermata tak terhingga, bertangan tak terhingga. Semua kepala adalah kepa_Nya, semua mata adalah mata-Nya, semua tangan adalah tangan-Nya. Walaupun Tuhan tak dapat dilihat dengan mata biasa, tetapi Tuhan dapat dirasakan kehadirannya dengan rasa hati, bagaikan garam dalam air. Ia tidak tampak, namun bila dicicipi terasa adanya disana. Demikian pula seperti adanya api di dalam kayu, kehadirannya seolah-olah tidak ada, tapi bila kayu ini digosok maka api akan muncul.

    Eko devas sarva-bhutesu gudhas

    sarva vyapi sarwa bhutantar-atma
    karmadyajsas sarvabhutadhivasas
    saksi ceta kevalo nirgunasca. (Svet. Up. VI.11)
Tuhan yang tunggal sembunyi pada semua mahluk, menyusupi segala, inti hidupnya semua mahluk, hakim semua perbuatan yang berada pada semua mahluk, saksi yang mengetahui, yang tunggal, bebas dari kualitas apapun.

Karena Tuhan berada di mana-mana, ia mengetahui segalanya. Tidak ada sesuatu apapun yang ia tidak ketahui. Tidak ada apapun yang dapat disembunyikan kepada-Nya. Tuhan adalah saksi agung akan segala yang ada dan terjadi. Karena demikian sifat Tuhan, maka orang tidak dapat lari kemanapun untuk menyembunyikan segala perbuatannya. Kemanapun berlari akan selalu berjumpa dengan Dia. Tidak ada tempat sepi yang luput dari kehadiran-Nya.

    Yas tisthati carati yasca vancanti

    Yo nilayam carati yah pratamkam
    dvatu samnisadya yanmantrayete
    raja tad veda varunas trtiyah (A.W. IV.16.2)
Siapapun berdiri, berjalan atau bergerak dengan sembunyi-sembunyi, siapaun yang membaringkan diri atau bangun, apapun yang dua orang duduk bersama bisikan satu dengan yang lain, semuanya itu diketahui oleh Tuhan (Sang Raja Alam Semesta), ia adalah uyang ketiga hadir di sana.

Kendatipun Tuhan itu selalu hadir dan meresap di segala tempat, tetapi sukar dapat dilihat oleh mata biasa. Indra kita hanya dapat menangkap apa yang dilihat, didengar, dikecap dan dirasakan. Kemampuannya terbatas, sedangkan Tuhan (Hyang Widhi) adalah Maha Sempurna dan tak terbatas.

Di dalam Weda disebutkan bahwa Tuhan (Hyang Widhi) tidak berbentuk (nirupam), tidak bertangan dan berkaki (nirkaram nirpadam), tidak berpancaindra (nirindryam), tetapi Tuhan (Hyang Widhi) dapat mengetahui segala yang ada pada mahluk. Lagi pula Hyang Widhi tidak pernah lahir dan tidak pernah tua, tidak pernah berkurang tidak juga bertambah, namun Beliau Maha Ada dan Maha Mengetahui segala yang ada di alam semesta ini. Tuhan berkuasa atas semua dan Tunggal atau Esa adanya.

    Yoccitdapo mahina paryapacyad

    daksam dadhana janayantiryajnam
    Yo deweswadhi dewa eka asit
    kasmai dewaya hawisa widhema. (R.W.X.121.8)
Siapakah yang akan kami puja dengan segala persembahan ini? Ia Yang Maha Suci yang kebesaran-Nya mengatasi semua yang ada, yang memberi kekuatan spiritual dan yang membangkitkan kebaktian, Tuhan yang berkuasa. Ia yang satu itu, Tuhan di atas semua.

    ya etam devam ekavrtam veda

    na dwitya na trtiyas cateutho napyucyate,
    na pancamo  na sasthah saptamo napyucyate,
    nasthamo na navamo dasamo napyucyate,
    sa sarvasmai vi pasyati vacca pranati yacca na,
    tam idam nigatam sahah sa esa eka ekavrd eka eva,
    sarve asmin deva ekavrto bhavanti. (A.V.XIII.4)
Kepada ia yang mengetahui ini Tuhan semata-mata hanya tunggal. Tidak ada yang kedua, ketiga, keempat Ia dipanggil. Tidak ada yang kelima, keenam, ketujuh, Ia dipanggil. Tidak ada yang kedelapan, kesembilan Ia dipanggil. Ia melihat segala apa yang bernafas dan apa yang tidak bernafas. Kepada-Nya-lah tenaga penakluk kembali. Ia hanya tunggal belaka. Padanya semua dewa hanya satu saja.

Tuhan Yang Maha Esa, Yang Maha Kuasa, yang tak terjangkau oleh pikiran, yang gaib dipanggil dengan nama sesuai dengan jangkauan pikiran, namun ia hanya satu, Tunggal adanya.

    "Ekam eva advityam Brahma" (Ch.U.IV.2.1)
Tuhan hanya satu tidak ada yang kedua.

    "Eko Narayanad na dvityo "Sti kaccit" (Weda Sanggraha)
Hanya satu Tuhan sama sekali tidak ada duanya.

    "Bhineka Tungal Ika, tan hana Darma mangrwa" (Lontar Sutasoma)
Berbeda-beda tetapi satu tidak ada Dharma yang dua.

    "Idam mitram Varunam

    agnim ahur atho
    divyah sa suparno garutman
    Ekam sad vipra bahudha vadantyagnim
    yamam matarisvanam ahuh. (R.W.I. 1964.46)
Mereka menyebut Indra, Mitra, Varuna, Agni dan Dia yang Bercahaya, yaitu Garutman yang bersayap elok, Satu Itu (Tuhan), sang bijaksana menyebut dengan banyak nama, seperti Agni, Yama Matarisvam.

Karena Tuhan tidak terjangkau oleh pikiran, maka orang membayangkan bermacam-macam sesuai dengan kemampuannya. Tuhan yang Tunggal (Esa) itu dipanggilnya dengan banyak nama sesuai dengan fungsinya. Ia dipanggil Brahma sebagai pencipta, Wisnu sebagai pemelihara dan Ciwa sebagai pelebur/pemralina. Banyak lagi panggilannya yang lain. Ia maha tahu, berada dimana-mana. Karena itu tak ada apapun yang dapat kita sembunyikan dihadapan-Nya. Orang-orang menyembah-Nya dengan bermacam-macam cara pada tempat yang berbeda-beda. Kepada-Nyalah orang menyerahkan diri, mohon perlindungan dan petunjuk-Nya agar ia menemukan jalan terang dalam mengarungi hidup ini.

Pokok-Pokok Keimanan dalam Agama Hindu:
1.  Percaya adanya Tuhan (Brahman/Hyang Widhi)
2.  Percaya adanya Atman
3.  Percaya adanya Hukum Karma Phala
4.  Percaya adanya Punarbhawa/Reinkarnasi/Samsara
5.  Percaya adanya Moksa

Tuntunan Dasar Agama Hindu (milik Depag)
Disusun oleh Anak Agung Gde Oka Netra

Mahatma Gandhi






Bekasi, 5 September 2009 , hari minggu.
Profile M.K. Gandhi , sebagai Bapak Bangsa yang berbasis Spiritual

Kesan  yang pertama masuk dalam ruang fikiran saya saat  masih sekolah rakyat  ditahun 50 an karena membaca sejarah singkat Gandhi , kenangan ini kembali menguat saat saya kebetulan menemukan sebuah terbitan bergambar peristiwa pembunuhan mahatma Gandhi , itu waktu saya di kelas dua smp tahun 1958 dan tulisan itu bertahun 1948 setahun setelah wafatnya Gandhi – ditulis dalam bahasa Indonesia mungkin oleh jawatan penerangan RI , sedangkan penyerahan kedaulatan oleh pihak belanda baru  tahun 1949.
Ini menimbulkan kesan yang berkepanjangan pada diri saya pribadi , seorang manusia sederhana dengan pakaian sederhana pula , berjuang buat negaranya dan kemudian saya lebih menghargai dan mengaguminya karena beliau mempergunakan methode tanpa kekerasan melawan penjajah berkelas dunia ( Inggris ) dan disaat kesuksesannya dimana india akhirnya merdeka dalam peranan Gandhi yang luar biasa beliau dibunuh oleh seorang fanatikus hindu yang sakit hati karena Gandhi mengambil keputusan untuk menyamakan hak orang orang muslim india dengan saudaranya yg beragama hindu. Dan yang mencengangkan adalah Gandhi berpesan agar jangan menghukum pembunuh itu , karena sesaat sebelum menghembuskan nafasnya ia telah memaafkan pelaku tersebut.
Bayangkan bila Gandhi yang termashur itu menganjurkan kekerasan untuk melawan penjajah Inggris maka berapa nyawa dan jiwa rakyat India maupun tentara Inggris akan menjadi korban , setelah itu maka dendampun bisa akan sangat  berkepanjangan.
Memang dalam hal ini ada pepapath “ desa mawa cara “. Tiap tiap lingkungan memiliki caranya sendiri buat berjuang dan mencapai tujuan. Gandhi memiliki cara yang sama sekali berbeda dengan negarawan negarawan kelas dunia lainnya.
Belakangan saat karya karya Rabindranath Tagore sastrawan India pemenang nobel mulai mudah didapat di toko buku saya sempat membaca uraian pertemuan tokoh ini dg Gandhi di Santhiniketan , sebuah komentar Tagore terbaca : Mahatma Gandhi adalah  jiwa  agung dengan jubah pengemis.

Diluar dugaan saya , saat saya sudah memilkiki cucu 6 , dan berusia 66 tahun seorang rekan saya se sma di Singaraja , ibu Ida Ayu Utami pengurus Yayasan Ahimsa dan mantan anggota dpr yang terhormat menugaskan saya untuk mempresentasikan autobiografi Gandhi, riwayat dan sejarah Gandhi .
Saya terkejut , saya berfikir bahwa itu tidak semudah yang diduga , bukan karena kesulitan dalam uraian ataupun membacakan dan menuliskan , tapi karena masalah sederhana yang pernah diingatkan oleh Gandhi : tidak mungkin menyampaikan sesuatu pelajaran atau himbauan moral tanpa yang bersangkutan melakukakannya sendiri . Bagi saya jika dipaksakan maka itu boleh jadi bisa menjadi sebuah lelucon yang konyol.
Selain bukan seorang vegetarian saya juga hidup dilingkungan dimana kekerasan dianggap hal yang wajar semacam apologi pembelaan diri.Sikap tingkah laku dan pernyataan diri akan bisa sangat berbeda untuk tidak dikatakan tidak bertentangan dg pribadi agung macam Gandhi.
Contohnya bagaimana misalnya seorang perokok berat hendak mengajarkan bahwa merokok itu berbahaya bagi kesehatan , atau seorang penjudi melarang anak anaknya main judi rolet .
Gandhi adalah seorang manusia yang  rasa malu dan ketulusan merupakan bagian sehari hari daripada aliran darahnya . Orang yang percaya  dan telah membuktikan bahwa TUHAN akan menolong siapa saja yang mengerjakan perbuatan baik  dg ketulusan pasti  akan  dilindungi olehNYA paling tidak pada saat saat terakhir.
Marilah saya nukilkan sebuah paragraph tulisan beliau : “ seringkali dalam perjalanan saya sekilas memandang samar KEBENARAN MUTLAK ,TUHAN , dan tiap hari keyakinan tumbuh dalam diri saya bahwa Ia adalah nyata dan segala yang lainnya tidak nyata. Biarlah mereka , yang bersedia , menyadari betapa  keyakinan itu telah tumbuh dalam diri , biarkan mereka berbagi experiment experiment saya dan berbagi keyakinan saya jika mereka bisa. Keyakinan yang lebih jauh telah tumbuh didalam diri saya bahwa apapun yang mungkin bagi saya juga mungkin bahkan bagi seorang bocah, and sepertrinya saya cukup masuk akal untuk mengatakan itu .
Peralatan untuk pencarian kebenaran sama sederhananya dengan tingkat kesulitannya . Mereka bisa tampak cukup tidak mungkin bagi pribadi sombong , dan cukup tidak mungkin bagi seorang bocah yang lugu. Pencari kebenaran haruslah lebih sederhana dari debu . Dunia menghancurkan debu dibawah kakinya , namun pencari kebenaran haruslah merendahkan diri sehingga debu saja akan bisa menghancurkannya “

Adalagi yang dikatakannya dalam sebuah pembukaan tulisannya tentang experiment kebenaran ( Mahatma Gandhi sebuah autobiografi ): “ jika hal hal yang saya tulis dihalaman halaman ini bisa menyebabkan para pembaca tersentuh dengan rasa bangga , maka ia harus menganggap bahwa ada yang salah dengan pencarian saya , bahwa kilsan pandangan saya tak lebih dari sebuah ilusi . Biarlah ratusan orang macam saya ini mati, namun biarlah kebenaran menang . Janganlah kita mengurangi standard kebenaran bahkan sehelai rambut , dalam menilai makhluk fana yang berdosa seperti saya “


Tidak mungkin bagi saya untuk mempresentasikan seluruh aspek daripada kehidupan M.K Gandhi , walaupun telah tersedia sebuah buku yang beliau tulis sendiri , dalam waktu yang singkat ini. Walaupun cuma dari sebuah buku autobiografi yang bahkan oleh  Gandhi sendiri bukan dimaksudkan demikian, beliau lebih senang mengatakan ini sekedar experiment experiment kebenaran , karena autobiografi tak akan pernah boisa ditulis.

Bahkan andaikata saya diberikan waktu yang jauh lebih banyak lagi misalnya seluruh hidup yang diberikan kepada saya untuk bisa menapaki apalagi menghayati seluruh kehidupan Gandhi yang besar selama 77 tahun hayatnya. Betapapun tetaplah merupakan sebuah kehormatan besar bagi saya yang bukan apa apa ini , diberikan tugas mulia seperti ini .
Ada beberapa  alasan untuk itu :
1.    Gandhi hidup dalam dunia dimana apa yang diyakininya adalah apa yang dilakukannya. Baginya keyakinan adalah kenyataan. Sedangkan sebagian kita rata rata melihat ‘kenyataan’ lalu mencoba meyakini atau gagal sama sekali untuk meyakini.
2.    Gandhi hidup dalam jarak yang amat dekat boleh dikatakan tak berjarak dengan orang orang menderita, miskin, tertindas, dan tersisihkan oleh penjajahan Inggris maupun struktur masyarakat yang bertingkat tingkat (kasta).
3.    Gandhi memberikan contoh kepada masyarakat bangsanya bagaimana melawan kekerasan dengan tanpa kekerasan, sesuatu yang pada zaman globalisasi ini akan mudah menjadi bahan tertawaan atau cemo’ohan para ‘intelektual’ cerdas yang tercerahkan oleh bagian bagian tertentu daripada hukum hukum ekonomi, politik, dan pergaulan internasional menurut tata nilai modern yang mengglobal.
4.    Gandhi memberikan ruang kepada negarawan, pemimpin pemimpin dunia, agamawan, maupun cerdik pandai bahwa melawan kekerasan, penindasan, dan ketidakadilan adalah sangat mungkin dengan metode dan ajaran non violence (tanpa kekerasan). Seperti yang pernah dibuktikannya dengan cemerlang kepada dunia beradab di era modern ketika beliau berhasil mendepak Inggris dari bumi India dengan meyakini dan melaksanakan ajaran Ahimsa. Ini berahir dengan kemerdekaan India 1947, sebelum akhirnya tak lebih setahun kemudia beliau dibunuh oleh seorang fanatik Hindu yang keberatan dengan cara Gandhi memberikan porsi perlakuan yang sama dalam pemerintahan kepada orang orang India baik yang beragama Hindu atau Islam.
5.    Mahatma Gandhi secara demikian membuktikan bahwa ajaran ajarannya bernilai universal , sesungguhnya ia milik semua bangsa dan agama Eropa, Parsi, Cina, India, Afrika Hitam, Hindu, Muslim, Kristen, Majuzi, Zaratustra.





Bab bab disini saya rencanakan sendiri dan dibagi menjadi 19 bab singkat untuk mempermudah uraian ,
Semuanya diambil dari buku Autobiografi tulisan MK Gandhi .
( Bab 1 )
Mari kita mulai dari masa kanak kanak :
Gandhi baru berusia 7 tahun ketika ayahnya , meninggalkan Porbandar tanah kelahirannya menuju  Rajkot untuk menjadi anggota dewan rajasthanik ( smacam dpr sekarang ) Gandhi mengikuti ayahnya dan disekolahkan disana , sekolah dasar . Beliau mengaku sebagai anak sekolah yang biasa biasa saja, rata rata seperti anak yang lain.
Yang menarik adalah pengakuannya yang rendah hati bahwa dia tidak ingat pernah melakukan kebohongan .
Dia memiliki sifat pemalu  dan karenanya  menghindari semua teman.
Teman sejatinya adalah buku buku  dan pelajaran adalah teman sejatinya. Berangkat sekolah tepat waktu dan berlari pulang segera seusai sekolah .
Dapat dikatakan dia tidak berani bicara dengan siapapun.
Khawatir jika ada teman yang mentertawaan. Itu berlangsung sampai sekolah menengah atas.
Disekolah Gandhi takut meniru  karena guru mengajarkan agar tidak meniru . Ini pada saatnya menyulitkan dirinya dan gurunya, karena lalu Gandhi  suatu saat diminta untuk mengeja sebuah istilah , dia gagal untuk menirukan ejaan yang dicontohkan dari batutulis kawannya , akibatnya seluruh kelas berhasil mengeja suku kata yang diminta , kecuali Gandhi.
Sang guru mencoba menunjukkan ketololannya namun tetap tidak berhasil, Gandhi senantiasa menolak untuk menirukan orang lain. Kesimpulannya : Gandhi tak pernah bisa mempelajari seni meniru.
Namun peristiwa ini tak sedikitpun mengurangi ras hormat Gandhi pada guru tersebut.
Dia juga mempunyai pembawaan buta terhadap kesalahan yang diperbuat oleh orang yang lebih tua karena  Gandhi  belajar untuk melaksanakan perintah dari orang yang lebih tua, bukannya mengamati tindakan mereka.
Gandhi enggan membaca buku buku seain buku sekolah, Gandhi tak suka ditegur guru juga tak suka membohonginya.

( bab 2 )
Pernikahan dini :
Dia sebenarnya tidak suka menulis bab ini , tapi karea beliau pemuja kebenaran maka dia tidak suka melakukan yang sebaliknya. Menulis kisah pernikahan dininya sungguh merupakan kisah yang menyakitkan. Dia tidak melihat alasan moral pada  pernikahan dini yang tak masuk diakal ini.
Gandhi menikah tidak ditunangkan, di Kathiawad ada dua upacara yang berbeda , pertunangan dan perkawinan.
Perjanjian ini murni milik orang tua, anak anaknya tak mempunyai andil.
Pertunangan adalah perjanjian pendahuluan, tak ada istilah menjanda kematian calon pengantian pria
Tak mewariskan keadaan menjanda pada calon mempelai wanita. Seringkali mereka tak diberitahu, dan inilah yang tejadi pada Gandhi saat dia dikawinkan pada usia 13 tahun oleh orang tuanya dg gadis bernama Kasturbai.
Memainkan peran suami :
Kesetiaan ternyata memiliki pengaruh berbahaya juga , “ jika saya harus sanggup bersetia pada isteri , maka ia juga harus sanggup bersetia pada saya “
Seperti ayng diakui oleh Gandhi  norma ini menyebabkan Gandhi dimata isterinya menjadi cemburu yang luar biasaa .
Kewajiban beruah menjadi hak . Kewajiban isterinya berubah menjadi hak suaminya. Ia mengawasi lekat lekat hak itu. Ia menjadi seakan memata matai isterinya.
Gandhi mengeluh bahwa  jika saja cintanya bersih dari nafsu maka Kasturbai pasti menjadi wanita yang terpelajar sekarang .
Hasil usaha Gandhi ayng suah payah menjadikan Kasturbai dengan susah payah dapat menulis surat surat sederhana dan paham bahasa Gujarat.
Saat itu orang tua tak memperbolehkan  menghabiskan 6 bulan bersama sama  , karena ada panggilan untuk isteri dari orang tuanya.
Saat usia 18 tahun Gandhi berangkat ke inggris.
( bab 3 )
Masa sekolah lanjutan Atas :

Gandhi tidak dianggap sebagai orang bodoh di sekolah lanjutan atas . Ia selalu menikmati kasih saying dari dari para guru. Ijazah kemajuan an karakter dikirimkan keorang tua tiap tahun.
Gandhi tak pernah mendapat ijazah jelek. Bahkan ia diberikan hadiah setelah melewati standard ke dua . Pada tahun kelima dan keenam ia mendapat beasiswa , ia mengaku bersyukur lebih oleh keberuntungan dan bukan oleh kemampuan. Lucunya Gandhi tidak menganggap tinggi kemampuannya sehingga dia selalu terkejut tiap kali mendapat beasiswa.
Namun dalam menjaga perilaku dia sangat waspada. Sedikit cela bisa menyebabkan airmatanya bercucuran.
Dia pernah mendapatkan hukuman jasmani karena kesalahannya,  Ia menangis dengan pilu, namun dia tidak mempermasalahkan hukuman itu sebagai pengucilan .
Dorabji Gimi adalah seorang guru ayng yang disiplin sistematis dan baik. Ia meawjibkan olah raga kriket dan senam utk kelas yang lebih tinggi, sedangkan Gandhi tidak suka kedua duanya , karena dia berfikir olah raga tak ada hubungannya dengan pendidikan disekolah. Perasaan malu menyebabkan ia menjauhkan diri dan tak pernah berpartisipasi dalam olah rafga kriket dan sepak bola, yang lalu disadarinya sebagai sikap yang salah.Ternyata latihan pisik perlu ditempatkan di kurikulum  sebagai latihan mental.
Karena harus merawat aytahnya maka Gandhi minta dibebaskan dari latihan ini, hal itu diperkuat oleh suat ayahnya pada guru Dorabji.
Suatu hari hari Gandhi harus datang kesekolah untuk berolahraga swenam di sore hari pukul 4 , saat itu
Udara berawan dan Gandhi tidak punya  jam , maka saat dia tiba disekolah anak anak sudah pada pulang.
Keesokan harinya guru Gimi memeriksa daftar hadir, tentu saja nama Gandhi ditandai absen . Guru Gimi
tidak menerima alasan Gandhi dan menganggap Gandhi berbohong .Guru  itu tidak mempercayai Gandhi dan memerintahkannya untuk bayar denda sebesar dua annas .
Tuduhan berbohong Itu amat menyakitkan hati Gandhi . Bagaimana caranya membuktikan tidak bersalah , tak ada cara lain dia menangis dengan kesedihan amat mendalam.

( bab 4 )
Sebuah tragedi

Diantara teman temannya disekolah lanjutan atas ada dua orang teman dekatnya. Salah satu dari pertemanan itu tidak bertahan lama , karena Gandhi berteman dg yang belakangan , tapi bukan karena Gandhi meninggalkannya . Gandhi tak pernah meminggalkan teman .
Tapi hal ini menjadi tragedi dalam hidupnya karena bertentangan dengan nasihat isteri , ibu dan kakak tertuanya  yang memberitahu bahwa ia berteman dg orang yang tidak baik.
Tapi Gandhi terlalu sombong untuk memperhatikan peringatan itu, demikian pengakuannya. Gandhi membela kawannya dengan mengatakan “ saya tahu apabila ia memiliki kekurangan yang kalian anggap sebagai sifatnya, namun kalian tak tahu kebaikannya. Ia tak akan membuatku tersesat , bahkan aku yakin ia akan menjadi orang yang baik sekali. Mohon tak usah kawatir dg kawanku itu “
Tapi Gandhi salah mengira . Kawannya ini mulai membujuk dan member infirmasi tidak benar pada Gandhi , katanya pada suatu saat : sekarang ini gelombang “ reformasi “ dan banyak guru kita yang secara diam diam maan daging dan minum arak. Juga beberapa murid sekolah lanjutan atas dianara mereka.
Gandhi terkejut dan terluka . Kawan itu member alasan demikian , : “ kita adalah orang orang lemah karena makan daging. Orang inggris bisa memerintah kita karena makan daging. Kau tahu betrapa kuatnya aku dsan betapa cepatnya aku berlari.Pemakan daging tak menderita tumor maupun bisul, bahkan jika menderita mereka cepat sembuh. Guru guru dan orang orang pandai pemakan daging bukanlah orang tolol . Mereka tahu manfaatnya . Kau seharusnya melkukan hal yang sama . cobalah, taka pa apa. Dan rasakanlah kekuatan yang kau peroleh. ! “
Gandhi termantrai dan hampir saja tergoda , mengingat juga Gandhi merasa dirinya pengecut karena tidak berani dengan ular , kutu serta akut hantu.
Kawannya itu tak percaya hantu, berani menagkap ular apalagi kutu, semata karena dia makan daging.
Ada sebuah syair Gujarat pemuja daging :
Lihatlah oang inggris yang perkasa
Ia memerintah india yang kecil
Sebab menjadi pemakan daging
Ia lima cubit lebih tinggi ( 1 cubit = 43 – 56 cm )

Mulailah tumbuh keyakinan dalam diri Gandhi bahwa makan daging itu membuat ia kuat dan berani lalu penjajah inggris bisa dikalahkan .Pikiran Gandhi menyerah pada “ reformasi “ . Gandhi tak bisa mengatkan bahwa dengan demikian dia membohongi kedua orang tuanya bila ia makan daging. Kata swaaj / pemerintahan sendiri saat itu belum dikenal. Gandhi sampai pada kesimpulan bahwa menyembunyikan tindakan dari orang tua semata  tak kan menyimpang dari kebenaran.
Tiap kali ada kesempatan mengikuti pesta diam diam makan daging maka makan malam dirumah sudah tidak mungkin.
Gandhi terpaksa membuat alasan pada ibunya, bahwa ia sedang tidak enak makan , tak selera makan hari ini.
Namun Gandhi bukan tanpa penyesalan memikirkan alasan palsu itu.
Ia sadar telah berbohong , berbohong pada ibunya Dia juga paham bahwa jika ibu dab ayahnya mengetahui ia trelah menjadi pemakan daging . mereka akan terkejut . Ini menggerogoti batinnya.
Lalu ia berkesimpulan menipu dan berbohong pada ayah ibu lebih buruk ketimbang tidak makan daging samasekali . Jika tidak makan daging bertenangan dengan tujuan reformasi .

Mencuri dan penebusan dosa :

Ada juga pengalaman Gandhi saat dia mencuri untuk bisa merokok bersama kawannya.
Bukan karena dia suka bau rokok atau karena manfaatnya.
Tapi semata mata karena senang membayangkan ketika menghembus rokok dari mulit saja. Gandhi dan kawannya mulai ketagihan. Mereka mulai memungut punting rokok yang dibuang pamannya .
Tapi punting rokok tak selalu ada, dan Gandhi mulai memikirkan untuk mencuri tembaga curian dari seorang pelayan ( tembaga = uang logam ). Ia juga mencoba dahan tanaman yang berpori sebagai rokok.
Mereka tidak puas hanya dengan merokok, harus bisa melakukan apapun tanpa izin dari orang dewasa . keinginanya pada kebebasan mulai menajam.a
Anehnya mereka memutuskan untuk bunuh diri .
Diambillah biji datura ( terong beracun ) untuk dimakan agar mati bunuh diri.
Saat mendekati saat itu keberanian mereka mengendur , bagaimana jika tidak mati . Apa untungnya bunuh diri ?
Akhirnya dimakanlah dua biji datura tapi tak berani menambahkan sambil bertahan agar tidak mati.
Ternyata tak mudah bunuh diri seperti st memikirkannya. Swejak saat itu dia tidak pernah tertarik dg ide untuk bunuh diri. Gandhi dan kawannya pergi menenangkan diri pada sebuah kuil.
Pikian bunuh diri ini akhirnya memunculkan tawaran pada dirinya untuk mengucapkan selamat tinggal pada kebiasaan menghisap punting rokok dan mencuri tembaga milik pelayan untuk membeli rokok.
Gandhi membuat surat pengakuan paa ayahnya . Ayahnya menangis, gandi menangis.( 37 )

Kebenaran adalah substansi dari segala moralitas.
Hal ini mulai membesar setia hari , dan definisi Gandhi   mengenai hal ini juga menjadi lebih luas.
 stanza : ( 47 )
Dari semangkuk air menghasilkan sejumlah besar makanan
Dari sebuah salam dengan membungkuk yang ramah engkau
Tenggelam dalam semangat .

( bab 5 ) mencuri dan penebusan dosa.
Sebelum dan setelah penikahan Gandhi memiliki periode makan daging , dia dan saudaranya mulai ketagihan merokok . Sebenarnya dia Cuma membayangkan kesenangan menghembuskan asap rokok dari mulut , karena melihat paman yang merokok dan tidak punya uang maka gandhi cukup senang dengan memungut puntungan rokok sisa sisa pamannya.
Tapi tak selalu ada tersedia puntung puntung rokok dan Gandhi mulai berani mencuri uang logam milik pelayan , namun bagaimana caranya menyembunyikan dari orang dewasa.
Kemudian Gandhi mulai mengganti rokoknya dengan dahan tanaman yang berpori pori.
( bab 6 ) kematian ayah dan penyesalan.
Satu pengalaman yang paling disesali dan diingatnya seumur hidup adalah tatkala Gandhi harus merawat dan menunggui ayahnya yang sakit .
Gandhi senantiasa mendampingi ayahnya ditempat tidur dan memijat tubuhnya yang tua dan sakit , saat demikian Gandhi jarang kerumah menemui isterinya.
Saat pamannya datang menjenguk ayahnya Gandhi pamit pulang menemui isterinya.
Pada saat itu ditengah malam ia dibangunkan oleh tetangga yang mengatakan sang ayah sudah meninggal.
Gandhi sangat merasa bersalah tak bisa mendampingi sang ayah pada saat saat saat sakratul mautnya , dan ini disebabkan karena dia saat itu berdua bersama isterinya .
Gandhi merasa bahwa ia seharusnya bisa mengendalikan dirinya dan melaksaakan brahmacharya disaat saat orang tuanya menderia.
( 7 ) Persiapan menuju inggris ( 49 )
Seorang brahmana berotak tajam sahabat keluarga Gandhi menganjurkan Gandi untuk membatalkan melanjutkan sekolah di  Bombay , karena menurut pendapat sahabat itu kini persaingan untuk jabatan jabatan bergengsi semakin ketat dan competitive , untuk mendapat gelar BA saja perlu waktu lima tahun lalu bagaimana Gandhi bisa mempertahan gengsi jabatan seperti orang tuanya jika ranking dan waktu yang diperlukan tidak memadai.
Jalan pintas , menurutnya adalah segea berangkat ke Inggris untuk mengejar jabatan advokat yang bergengsi itu. Disana gelar advokat mudah didapat, Cuma memerlukan waktu tiga ahun, dan Gandhi sudah bisa menjadi pengacara dengan mendaftar di Mahkamah Agung.
Setelah itu dia bisa mengabdikan dirinya ke tumpah darah India.
Mafji Dave, sahabat keluarga itu akan memberi rekomendasi dan berjanji menolong Gandhi melalui seorang adiknya yang telah lebih dahulu kuliah Southhampton, Inggris.
Bukan dengan mudah Gandhi mempersiapkan diri kesana, pertama dia harus meminta ijin ibunya yang dengan enggan memberikannya karena khawatir Gandhi tidak memegang adab keluarga, minum arak, menyentuh awnita dan daging .Ibunya melepas setelah Gandhi mengucapkan ikrarnya .
Lalu masalah ayng paling penting adalah pembiayaan, salah seorang kakak laki tertuanya yang sangat menyayangi Gandhi berjanji dg cara apapun akan membeayai kuliah di Inggris.
Kini muncul masalah baru diluar dugaan Gandhi , komunitas kasta Vaishya tempat Gandi diayomi menolak keinginan Gandi ke Eropa, mereka sangat keberatan jika Gandi sebagai anggota kasta Vaishya yang menentang kebiasaan dan cara hidup orang barat seperti pesta , busana pantalon dasi dan jas , minum brendy minuman keras akan dapat merusak dan mengotori jiwa Gandhi.
Akhirnya Gandhi memilih untuk tetap berangkat ke Inggris walaupun dikucilkan oleh anggota  kastanya , namun Gandhi tak pernah memiliki perasaan benci pada meraka , demikian pula nanti sekembalinya dari Inggris terbukti bahwa anggota kastanya ini bersikap baik pada Gandhi , walaupun tidak merubah pengucilan dirinya , tersingkir dari kasta.
 Ini disebabkan oleh sikap Gandhi sendiri yang dg tulus memperlakukan siapaun baik yang menyukai atau yang mengucilkannya.

 ( 8 ) berada di London
Kesulitan kesulitan datang bertumpuk dan menghadang didepan setibanya di London, dari cara bepakaian, adab makan dan minum, pergaulan muda mudi , kebiasaan masyarakat makan daging sesuai dg empat sehat lima sempurnanya  model Eropa  saat itu ,
Pernah sahabat Indianya yang banyak membantu Gandhi saat kuliah menjadi sangat marah pada Gandhi karena dia menolak keras sarannya untuk memperbaiki tingkat gizi dengan mulai makan daging.
Katanya pada suatau hari pada Gandi “Jika kau adalah saudaraku sendiri , sudah kuusir kau. Apa nilai sebuah ikrar yang diucapkan didepan ibu yang buta huruf ,dan tak mengetahui keadaan disini  ? Itu samasekali bukan ikrar  . Didalam hokum itu tak akan dianggap sebagai sebuah ikrar. Ini murni tachayul untuk tetap berpegang pada ikrar semacam itu. Dan kuberi tahu kau kekerasan hati semacam ini tak akan membantumu meraih apapun disini . Kau mengaku telah makan dan menikmati daging . Kau memakannya disaat yang tak penting,dan menolaknya disaat yang penting . Menyedihkan ! “
Namun Gandhi tidak bergeming .

Gandhi juga diminta dan diharapkan memiliki kelakuan  spt lelaki inggris terhormat , stelan malam yang dibuat dijalan Bond, pakaian potongan Bombay yang biasa dikenakannya menurutnya tidak pas bagi lingkungan Inggris  diapun membeli pakaian baru ditoko Angkatan Darat dan Angkatan Laut , topi chimney pot , belajar memakai dasi sendiri karena tidak dibenarkan memakai dasi siap pakai . Tiap hari Gandhi menghabiskan hampir sepuluh menit didepan cermin  , namun  tentu saja Gandhi tidak lupa mencari literatur2 modern bagi para vegetarian tulisan orang orang Eropa.( 69 )
Pengalaman dalam berdansa dan semacamnya menandai tahap pemanjaan diri dalam hidupnya.
Betapapun periode gila gilaan ini tidak sedikitpun mengurangi raas awas dirinya.
Namun satu hal dapat dipercaya bahwa Gandhi masih tetap secara ketat melakukan penghematan penghematan pengeluaran dalam kehidupannya sehari hari , baik dari makanan mupun tempat kost yang sederhana.
Ia bahkan pindah menyewa kamar sendiri ketika dirasakannya bahwa tinggal bersama keluarga penduduk London dianggap terlalu boros.
Gandhi memiliki kebiasaan jalan jauh seperti di India, sehingga kebiasaan yang bagus ini mampu menjaga stamina dirinya saat tinggal di London. Ia jarang sakit dan tahan menderita , badannya lumayan kuat.
Perisai rasa malu menyelamatkan Gandhi dari tingkag aku yang lazim dikalangan anak muda , tapi kangker kebohongan nampaknya merupakan gaya hidup mahasiswa mahasiswa India .
Mereka lazimnya menyembunyikan statusnya sebagai orang yang berkeluarga dan menjalani gaya hidup seakan akan orang bujangan.
Gandhi tak terkecuali. Tapi pada saat seorang ibu rumah tanga tempatnya kost hendak menjodohkan Gandhi dengan seorang gadis Inggris yang menyuai Gandhi , hati Gandhi berontak menuntut tanggung jawab hati nutraninya .
Setelah dihantui perasaan bersalah selama beberapa malam akhirnya Gandhi memberanikan diri untuk menulis sebuah surat pengakuan pada ibu kostnya  untuk membedah kanker kebohongan yang bersemayam dalam dirinya . Saat itu Gandhi telah pindah kerumah sewaannya sendiri.
Alih alih marah dan kecewa maka ibu tersebut menjawab surat Gandhi demikian :
“ Saya telah menerima suratmu yang terus terang. Kami berdua sangat lega dan tertawa terbahak bahak karenanya. Dusta yang kausebutkan sebagai kesalahanmu bisa dimaafkan.
Amun langkah yang baik karena kau mengenalkan kami denan kenyataan sesungguhnya. Undangan saya masih tetap berlaku , dan jelas kami menantikan kau besok Minggu dan menunggu untuk mendengar segala tentang pernikahan dinimu dan bersenang senang mentertawakan pengorbananmu.
Haruskah saya meyakinkanmu kita samasekali tidak terpengaruh dengan kejadian ini ? “
Maka Gandhi merasa terbebas dari kanker kebohongan.

 
Perkenalan dg agama :
(Ketika Gandhi didesak oleh beberapa kawan non Hindunya untuk pindah keyakinan gandi menjawab :  dengan pengetahuan saya yang tak seberapa atas agama saya sendiri saya tak ingin menjadi bagian agama apapun.( 95 )
Buku Madame Blavatsky : key to theosophy  merangsang Gandhi kuntuk membaca buku tentang agama Hindu , dan menyadarkan dirinya  akan adanya dugaan yang dibantu oleh para misionaris bahwa agama hindu penuh dengan takhayul  .
Gandhi tidak berhenti , dia mulai membaca  “ The Song Of Celestial “ nyanyian surgawi  tulisan Sir Edwin Arnold , Gandhi bahkan diminta membacakan Gita itu yang dalam bahasa sansekerta, walaupun tidak benar benar menguasai bahasanya Gandi mencobanya , dan para pendengar senang dan puas.
Syair bab ke dua memberikan  kesan mendalam pada dirinya  :
Jika seseorang
Daya pikat, dari daya piker tumbuhlah hasrat ,
Hasrat menyalakan nafsu yang dahsyat ,
Nafsu melahirkan kesembronoan
Kemudian kesadaran – semuanya terkhianati
Biarlah tujuan mulia bekerja , and meruntuhkan pikiran,
Hingga tujuan , pikiran dan dan manusia semuanya terlepas


Ada orang kristiani yang baik di Manchester , berkata pada Gandhi : saya seorang vegetarian, saya tidak minum. Banyak umat kristiani yang merupakan pemakan daging dan minum. , tidak diragukan. Namun memakan daging dan minum sama sama dilarang Kitab Suci. ( 96 ).
Ada sebuah cerita tentang bagaimana Gandhi terlepas dari perangkap yang hampir menjerat dirinya :
Di kota Portsmouth Gandhi bersama kawannya masuk ke sebuah rumah setelah pulang dari konperensi malam hari .
Kota ini terkenal karena memiliki wanita wanitanya yang bereputasi buruk.
Setelah makan malam mereka duduk bermain rubber of bridge ( permaianan kartu sebanyak 3 pertandingan dg 2 pemain yang sama ). Ibu pemilik rumah tinggal turut bergabung , ini merupakan kebiasaan di inggris dan bahkan rumah tangga yang terhormat .
Seluruh pemain larut dalam candaan wajar seperti biasanya, tapi  saat itu teman Gandhi dan nyonya rumah mereka mulai saling bercanda yang tidak wajar .
Gandhi tak  tahu  bahwa temannya itu ahli dalam seni ini.
Gandhi trepengaruh dan juga turut serta. Tepat sat Gandhi hampir keluar batas , meninggalkan kartu kartu serta permainannya dari keadaan normal , Tuhan melalui teman yang baik itu menyerukan peringatan yang diberkahi . “ darimana setan ayng ada dalam dirimu ini, anakku ? Keluarlah ,  cepat ! “
Gandhi merasa malu . Ia mengikuti peringatan itu , dan merasa sungguh berterima kasih pada temannya itu.
Mengingat ikrar yang telah diucapkannya didepan ibu , Gandhi kabur dari tempat itu.
Gemetaran ia sampai dikamar, tergoncang dan berdebar debar , seperti mangsa yang lepas dari pemburunya.maka Gndhi paham bahwa ungkapan “ Tuhan telah menyelamatkan saya “ memiliki arti yang dalam baginya.( 101 )



( 9 ) pameran besar .
Terdapat pameran besar di Paris pada 1890 .
Gandhi datang menghadiri. Atraksi khusus di  pameran itu adalah Menara Eiffel , yang seluruhnya terbuat dari besi dan tingginya hampir 1000 kaki . disana terdapat banyak hal ayng menarik perhatian, tapi menara itulah yang paling utama , baik karena tinnginya maupun karena keberhasilannya melewati resiko saat dibuatnya. Gandhi tidak ingta mngenai apapun tentang pameran kecuali besar dsan ragamnya.
Gandhi juga melihat gereja greja kuno , kemegahan dan ketenangannya tak terlupakan.
Konstruksi Notre Dame yang indah serta dekorasi rinci interior beserta patung patungnya yang indah melekat dalam kenangan .
Mereka yang menghabiskan jutaan bagi cathedral athedral itu pastilah suci semacam itu pastilah  memiliki rasa cinta pada Tuhan dalam hati mereka .
Orang akan melupakan kebisingan dan kesibukan dunia bila memasuki tempat tempat demikian.
Seseorang yang berlutut dihadapan patung  Sang Perawan  sambil berdoa tulus dan  khusuk , terbakar oleh kesalehan sejati  ,  semuanya ini bukan takhayul belaka apalagi menyembah batu belaka.
Mereka ini bukannya mengurangi melainkan meningkatkan kemuliaan Tuhan.
Tapi tentang Menara Eiffel Gandhi memiliki kesan lain.
Dia mendengar bangunan ini begitu diremehkan sama halnya begitu dipuji .Dan Gandhi telah mendengar bahwa Tolstoy adalah pemimpin yang meremehkannya .
Tolstoy mengatakan bahwa Menara Eiffel adalah sebuah monument kebodohan manusia, bukan kebijaksanaannya.
Tembakau, ia beralasan merupakan , merupakan yang terburuk dari semua minuman beralkohol, oleh karena orang yang kecanduan rokok tergoda untuk melakukan kejahatan yang tak berani dilakukan peminum , minuman keras membuat orang menjadi gila , tetapi tembakau menutupi akal budinya dan membuatnya berangan angan kosong .
Menara Eiffel merupakan salah satu ciptaan manusia yang dibuat berdasarkan pengaruh ini .
Menara Eiffel tak bernilai seni .
Ini Cuma mainan pada pameran itu.
Jika kita adalah anak anak maka kita tertarik  dengan mainan , dan Menara itu merupakan demonstrasi yang bagus atas fakta bahwa kita semua anak anak yang tertarik oleh perhiasan kecil.
Itu mungkin yang merupakan tujuan dari Menara Eiffel itu.
Hal ini mengingatkan saya sat saat bagaimana di bali orang bereuphoria untuk membangun Bali Nirwana
Resort  milik jutawan Bakrie tepat disamping pura Tanah Lot  serta rencana pembangunan Garuda Wisnu Kencana ( kini telah megah berdiri ) yang megah dan menghabiskan banyak beaya lalu tak kurang dari Ibu Gedong Bgoes Oka filsuf dan cendekiawan Hindu pengikut Gandi wanti wanti        memperingatkan kita : Jangan memaksakan diri untuk menjadi besar.



( 10 )ketidak berdayaan saya.

Gandhi telah membaca hukum tapi ia tidak belajar bagaimana cara  mempraktekkan hukum.
Lagipula selama di Inggris dia samasekali tidak mempelajari hukum India .
Ia merasa tidak memiliki sedikitpun pengetahua tentang hukum Hindu dan Mohamedan ,

Bahkan ia belum mempelajari cara merancang tuntutan , ia benar benar merasa bingung .
Kawan kawannya menasehatkan untuk menemui Dadabhai Naoroji . Dadabhai seorang ahli hokum yang banyak membantu mahasiswa berkata pada Gandhi : “ kau bisa datang dan meminta nasehat saya kapan saja kau mau “
Tapi Gandhi merasa tidak enak untuk merepotkan orang sebesar itu dengan urusan urusan sepele.
Akhirnya seseorang merekomendasikan untuk menemui seorang Inggris dimana banyak mahasiswa banyak minta nasehatnya.
Gandhi sangat terobsesi dengan kehebatan dua ahli hukum India , Pherozeshah Mehta dan Badruddin yang keduanya merupakan singa menaum di pengadilan atau persidangan.
Terhadap ini Tuan Pincutt berkomentar didepan Gandhi : menurutmu , tiap orang harus menjadi
seperti mereka ? “
Saya memahami kesulitanmu .
Bacaan umummu  tidaklah cukup . Kau tak memiliki banyak pengetahuan
, sine quanon bagi seorang  vakil .
“ kau bahkan belum membaca sejarah India , seorang vakil harus mengetahui sifat manusia “
Ia harus bisa membaca karakter manusia melalui wajahnya .
Dan setiap orang India harus mengetahui sejarah India . Ini tak ada hubungannya dengan praktek hokum , tapi kau harus memiliki pengetahuan itu.
Saya lihat kau belum membaca History of Mutiny of 1857.
Bacalah buku itu dan bacalah dua buku lain untuk memahami sifat manusia. Buku karya Lavator dan Shemmelpennick tentang wajah manusia.
Gandhi sangat berterimakasih pada kawan mulia itu.
“ mengenal manusia melalui wajahnya “ sangat menghawatirkan Gandhi tapi pada saat yang sama meningkatkan percaa dirinya.
Buku Lavator tiak menambah pengetahuannya dan nasehat Pincutt sedikit memberikan bantuan langsung, namunwajah tersenyumnya selalu ada dalam ingatan Gandhi.
Pelajaran yang penting ditarik adalah bahwa ingatan dan pengetahuan bukanlah hal terpenting untuk menjadi seorang advokat sukses. Ketulusan dan semangat hidup sudah cukup.
Gandhi berlabuh di Bombay dengan kapal ss Assam.



 ( 11)tiba di India
Saat tiba di India kakak tertua Gandhi menjemput di dermaga ,
Dr Mehta memaksakan menginap  kerumahnya , perkenalan di Inggris berlanjut di india
Dr Mehta memperkenal Gandhi dengan Ray Chandra seorang sathavadhani, memiliki bakat mengingat atau menangani ratusan hal secara bersamaan , Gandhi terpesona namun lebih utama adalah bertambanya kawan.( 124 )
Kesempatan kembali ditanah air ini memberikan pelajaran baru bagi Gandhi untuk bagaimana  menangani hidup , sehubungan  sifat tidak melawan yang dimilikinya .
Di tanah airnya Gandhi  tak mengalami apapun kecuali kasih saying dan kedermawanan dari orang biasa dari kubu yang masih mengucilkannya yaiti komunitas vaishya miliknya. ( 129 )
Sikap sopan Gandhi menyebabkan dia tak pernah bermasalah dengan kasta saat dia tiba di India.
Kakak yang sangat menyayangi dan kepatuhan Gandhi padanya menyebabkan Gandhi otomatis berpura-pura bersikap seperti yang diinginkan, memenuhi keinginannya sebagai hukum.
Gandhi sangat menghormati peran kasta tentang pengucilan. Hasil dari kesopanan Gandhi tak pernah bermasalah dengan kasta.
Untuk mulai prakter di Rajkot jelas akan ditertawakan. Ia tak memiliki pengetahuan sebagai fakir yang memenuhi syarat tapi sekalipun begitu ia berharap untuk dibayar sebanyak sepuluh kali lipat dari komisinya. Ak ada klien yang cukup bodoh untuk mau menyewa dirinya. Kawan-kawannya menyarankan untuk ke Bombay selama beberapa waktu untuk memperoleh pengalaman di pengadilan tinggi.
Kasus pertama ( 133 )
Di Bombay dia mempelajari hukum India , kakaknya mencoba sebisa mungkin untuk mendapat kasus bagi dia. Walaupun merasa sama sekali tak berdaya Gandhi akhirnya mendapat kasus seorang Mamibay, sebuah “ Kasus Kecil “. Tapi Gandhi tak mau membayar komisi tertentu pada tout ( semacam makelar ) Akhirnya Gandhi memberikan kasus ini pada orang lain, merelakan komisinya dan dia keluar dari Pengadilan. Tapi ada kasus lain lagi di Bombay. Tanah seorang Musalman yang miskin disita di Porbandar. Orang itu menyamakan Gandhi sebagai seorang anak yang berguna dan seorang ayah yang berguna. Gandhi mengkonsep petisinya. Ternyata Gandhi terbukti cakap untuk mengkonsep. Usahanya cukup berkembang jika dia mengkonsep petisi tanpa menarik komisi. Tapi ini tak akan memberi keuntungan. Akhirnya Gandhi mencari peluang guru bahasa Inggris karena dia cukup cakap untuk itu, tapi tertolak karena[persyaratan harus tamat sekolah Lanjutan Atas.
Ketika Gandhi diminta kakaknya untuk menghubungi seorang pejabat hukum yang dikenalnya di London bagi kepentingan klien kakaknya Gandhi menerima penghinaan karena diusir dari rumahnya. Perlakuan pejabat itu melebihi kadar kesalahannya. Gandhi melakukan semata karena sayangnya pada sang kakak sehingga Gandhi harus berkompromi dengan harga dirinya. Peristiwa ini merupakan kejutan dalam hidupnya. Penjelasan Gandhi sebagai berikut : Jelas saya bersalah telah mendatangi pejabat itu . Namun ketidaksabarannya serta kemarahan yang menguasainya  melebihi skala kesalahan saya.
Hal ini tidak menjamin dibolehkannya pengusiran ( 143 ).


(12 ) persiapan menuju afrika selatan
Sebuah firma meman dari porbandar menulis ke kakaknya  memberi penawaran berikut ini : kami memiliki urusan di afrika selatan , kami senang jika Gandi bisa membantu kami disana, pemondakan  gaji yang diminta sesuai dg standard seorang advokat telah kita siapakan jika dia berkenan( 145 )
Kedatangan di Natal dan beberapa pengalaman menghadapi kasus dari klien Dada Abdullah Co  ,merupakam modal awal bagi Gandhi memahami realitas kehidupan orang orang pegawai atau kuli dan petani India di Afrika Selatan.( 147 )

Ketika berangkat ke Afrika Selatan dia tidak merasakan rasa sedih seperti yang dirasakan ketika akan pergi ke Inggris. Saat ini ia hanya merasakan rasa sakit karena perpisahan dengan istri.
Diatas kapal tak ada tempat lain baginya kecuali diatas dek. Gandhi mendekati mualim satu dan berhasil mendapatkan goodwillnya untuk sebuah tempat tidur diruangan mualim satu. Dalam berbagai pengalamannya menangani kasus di Pretoria, Durban, Transfal, Gandhi acapkali menjalani perlakuan diskriminatif dari petugas kereta api. Walaupun memiliki  tiket kelas dua atau kelas satu ia selalu diusir ke kelas tiga atau diturunkan jika menentang. Karena tiket kelas satu dan dua hanya buat kulit putih, kulit berwarna Cuma berhak kelas tiga saja.
Disinilah ia menerima predikat “ Advokat kuli “.
Suatu hari Gandhi duduk di bangku kereta api kelas satu bersama seorang penumpang Inggris yang tidak dikenalnya. Petugas mendatangi Gandhi dan memerintahkan pergi dan pindah ke kelas tiga.
Penumpang Inggris itu marah pada petugas itu : “ apa maksudmu dengan menganggu pria ini ?. tidakkah kau lihat ia memiliki tiket kelas satu ?. tidak menjadi soal jika ia melakukan perjalanan denganku “.
Petugas itu pergi dan orang Inggris itu berbicara pada Gandhi : “ Anda seharusnya tidak terganggu dimanapun anda berada”.
Dalam berhubungan dengan lingkungan komunitas agama yang aktif di Afrika selatan Gandhi begitu berendah hati dan tulus untuk mendengarkan ajaran ajaran dari agama Kristen , bakan ia sering menghadiri persekutuan doa dalam rumah seorang pemimpin pekabaran yang kemudian menjadi kawan baiknya .
Gandhi mengagumi kotbah diatas bukit yang dilakukan oleh Jesus , ketika Kristus mengumandangkan sebuah ajaran agar orang menyerahkan pipi kanany bila ditampipi kiri. Bagi Gandhi ini sebuah sikap rendah hati dan kedamaian yang mempesonakan.
Demikianpun saat ia membaca terjemahan Al Qur’am karangan Sale , ia mengagumi pribadi Muhammad yang mencuci dan menambal baju sendiri serta menjahit sandalnya.
Memang Gandhi sangat rajin membaca buku dan ajaran berbagai bagai agama yang kemudian menjadi kekayaan spiritual dan toleransinya pada ummat lain.
Ketika dia didesak oleh seorang kawan agar dia memeluk keyakinan kawannya itu maka Gandhi dengan arif dan sopan menjawab :
Saya harus melakukan kajian tidak memihak atas segala hal yang datang pada saya .
Saya tidak boleh berfikir akan memeluk agama yang lain sebelum saya benbar benar memahami agama saya sendiri .
Pada kenyataannya setelah Gandhi berhubungan dg para missionaries di afrika selatan , yang banyak dari mereka adalah kawan kawan bergaul sehari hari  yang sangat baik dan saling menghargai , Gandhi berhasil membuktikan bahwa  dirinya telah memiliki keykinan atas experiment kebenarannya dengan mengataan : “ saya tak mencari penebusan  atas segaa akibat dari dosa saya . Saya mencari penebusan dari dosa itu sendiri, atau setiaknya benar benar  dari pemikiran atas dosa. ( 178 )
Saya akan bebas dari kegelisahan hingga saya bisa mencapai akhir dari itu .
Tapi  Gandhi tak pernah memiliki prasangka buruk pada keyakinan ummat lan.
Di Afrika Selatan Gandhi menekankan pentingnya melupakan segala perbedaan seperti Hindu, Musalman, Persia , Nasrani,Gujarat, Madras, Punjabi , Sindhi,Kachchhi , Surati dst .
Dia malah menyarankan pembentukan sebuah assosiasi sbg perwakilan atas otoritas yg terlibat dg penderitaan yang dialami pendatang India, siap membantu mereka dg meluangkan waktunya  bagi penyelesaian masalah masalah sebisa mungkin.
Orang orang sangat terkesan. Ketika Gandhi menawaran pada orang orang ini untuk belajar bahasa Inggris maka ada tiga orang India yang menyambutnya dan mengikuti kursus.
Gandhi juga mengalami bagaimana rasanya diperlakukan sebagai  “ kuli “ oleh kalangan komunitas pejabat Inggris disana .Orang orang india dilarang keluar rumah melewati jam 9 malam, jika ada perlu ijin dari pejabat resmi. Tapi jangan keliru bahwa kenyataannya Gandhi mempunyai banyak sahabat orang ingris, Jerman dan eropa lainnya yang baik dan pada saat saat yang dipentingkan sangat membantu Gandhi, ini tidak lepas daripada watak Gndhi yang tulus pada semua orang, ethnis, suku maupun agama.

Mencari hgubungan dg orang india selalu dia lakukan baik dari kalangan intelektual, kuli bangunan, pekerja pabrik, petani tebu . baik beragama hindu, isam , nasrani atau lainnya .
Ini pada saatnya membuat orang orang itu merasa dekat dengan Gandhi .
Apakah orang India  yang beragama Kristen atau Islam lalu berhenti menjadi orang India ? Katanya dalam suatu pertemuan yang mendapat sambutan hangat dari oang orang berbagai komunitas dan agama itu.
Gandhi terkesan dengan pertemua pertemuan sepertitu dengan komentarna : Saya liat saya membuat kesan yang bisa diperhitungkan pada pertemuan itu.
Negara bagian orang free , dimana orang orang petani penanam tebu kurang mengenalnya kini menjadi pendukung dan percaya penuh pada Gandhi .
Gandhi telah ikut merasakan bagaimana rasanya menjadi kuli dengan turut makan tidur, tinggal dan bergaul bersama keluarga mereka.( 184 )
Gandhi juga penah diangkap karena berjalan melintasi  rumah Presiden Kruger di Pretoria. Gandhi disepak oleh petugas itu namun Tuan Coats mengetahui masalah itu damemperingatkan petugas itu yang kemudian meinta maaf , sejal itu Gandhi tak mau melintasi tempat itu khawatir terjadi hal yang sama karena petugas jaga orangnya gerganti ganti.
Gandhi melihat bahwa Afrika Selatan bukanlah Negara yang diperuntukkan bagi orang India yang memiliki harga diri. ( 187  )

( bab 13 )
Kasus Balasundaram  ( 219 )
Membantu orang miskin adalah keinginan Gandhi , ini membawanya dikelilingi orang miskin dan membuat dia mengenali diri sendiri melalui mereka .
Meskipunb anggota kongres masyarakat India Natal adalah termasuk orang India kelahiran Natal serta pegawai kelas tata usaha , pekerja upahan yang tak berpengalaman , namun tenaga kerja kontrak masih berada diluar dan kurang berarti.
Kongres masih belum menjadi milik mereka. Mereka tak mampu menjadi bagiannya  dengan membayar uang dan menjadi anggotanya.
Kongres bisa membantu kasih saying mereka hanya dengan membantu mereka .
Gandhi  telah menghabiskan tiga atau empat bulan masa praktek , kongres  masih dalam  masa permulaan ketika seorang Tamil berpakaian compang camping, dg pelindung kepala ditangan , dua gigi depan patah dan mulutnya  berdarah , berdiri didepan Gandhi gemetaran dan menangis.
Orang itu bernama Balasundaram – bekerja berdasarkan kontrak untuk seorang penduduk eropa yang terkenal di Durban.
Sang majikan ,  karena marah , kehilangan kendali diri , dan memukuli balasundaram dengan hebat , mmematahkan kedua giginya .
Gandhi membawanya keseorang dokter yang saat itu Cuma ada dokter kulit putih. Gandhi meminta surat keterangan  perihal pembuat cedera Balasundaram yang berlarut larut , menyimpannya dan langsung membawa oang tersebut ke pembesar pengadilan lalu menyerahkan pernyataan tertulis dokter tsb.
Hakim marah saat  membaca dan langsung  mengeluarkan surat panggilan buat majikan .
Ini  jauh dari keinginan Gandhi untuk membuat majikan tersebut dihukum. Gandhi hanya menginginkan Balasundaram bisa dibebaskan dari majikannya.
Gandhi memahami hukum tenaga kerja kontrak , jika seorang pelayan biasa meninggalkan pekerjaannya maka ia dapat dituntut majikannya di pengadilan perdata.
Pada kasus tenaga kerja kontrak ini  masalahnya berbeda . Iya bisa dalam keada’an yang sama diajukan ke pengadilan pidana dan dipenjarakan sebagai sangsinya. Itulah kenapa Sir William Hunter menyebut system kontrak hampir sama buruknya dengan perbudakan. Seperti budak tenaga kerja kontrak merupakan hak milik majikannya.
Hanya ada dua cara untuk membebaskan Balasundaram : baik dengan membujuk pelindung tenaga kerja kontrak untuk membatalkan kontraknya atau memindahkan ia ke orang lain, atau dengan membujuk majikan Balasundaram untuk melepaskannya. Gandhi menemui majikannya dan berkata padanya “saya tak ingin mengambil tindakan hukum kepada anda, serta membuat anda dihukum. Saya kira anda sadar jika anda telah memukuli orang itu dengan menyakitkan. Saya akan merasa puas jika anda bersedia memindahkan tenaga kontrak ini ke orang lain” Ia langsung menyetujui permintaan ini. Kemudian Gandhi menemui sang pelindung. Ia juga setuju, dengan syarat saya menemukan majikan baru. Ia haruslah seorang eropa, karna tak ada orang India yang bisa memperkerjakan tenaga kerja kontrak.  Salah satu dari mereka, mau menerima Bala Sundaram dan saya berterimakasih atas kebaikannya. Pengadilan rendah mengatakan majikan Bala Sundaram bersalah, dan mencatat bahwa ia telah setuju untuk memindahkan tenaga kerja kontrak ini ke orang lain. Kasus Bala Sundaram sampai ke telinga setiap tenaga kerja kontrak, dan Gandhi mulai di anggap sebagai kawan mereka. Arus tetap para pekerja kontrak mulai mengaliri kantor Gandhi. Gaung kasus Bala Sundaram juga terdengar jauh hingga ke madras di India. Gandhi juga berhasil menurunkan pajak tahunan 25 pounsterling menjadi 3               poundsterling melalui perjuangannya di kongres.
( bab 14 )
 di India.
Saat Gandhi tiba kembali di India, penyakit pes  menyerang Bombai. Gandhi memberikan bantuan di bagian pemeliharaan kesehatan dengan menawarkan jasanya ke Negara bagian. Gandhi bertugas menginspeksi toilet umum di jalan jalan, diantara masyarakat miskin dan mereka melaksanakan perbaikan yang disarankan. Anehnya kelas atas menolak inspeksi ini kemudian terbukti toilet toilet milik rakyat miskin jauh lebih bersih dan teratur  daripada milik orang orang kaya ini.
Gandi kemudian berkenalan dengan perwakilan dari The Daily Telegram . Adalah pengalaman Gandhi  bahwa di India tak seorang Indiapun diperkenankan ke kamar tamu kelompok ini , tapi perwakilan ini lalu membawa Gandhi berbicara dikamarnya sambil minta maaf atas perlakuan orang2 Inggris local di India.
Perwakilan ini menganjurkan Gandhi untuk menemui orang orang tokoh dari assosiasi India Inggris seperti Raja Sir Parimohan Mukarji, Maharaja Tagore tapi keduanya memberikan sambutan dingin.
Kemudian Gandhi memusatkan usahanya untuk menerbitkan pamfler pamphlet untuk menggambarkan situasi sebenarnya di Afrika Selatan guna menarik dukunga masyarakat bagi usa usaha perbaikan komunitas India yang lagi tertian dan diperlakukan tidak adil oleh penguasa disana .
Ini nanti akan sangat berguna bagi kembalinya Gandhi ke Afrika Selaan bersama keluarganya Sepuluh ribu salinan telah dicetak dan disebar luaskan kesetiap surat kabar dan pimpinan di India.
Kemudian oleh reuter melalui kawat dikirim ke Inggris dan dari ringkasannya lagi dikirim via kawat ke Natal, Afrika Selatan.
Kemudia ternyata tulisan Gandhi ini dilebih lebihkan oleh reuter dan inilah yang terbaca oleh masyarakat kulit putih di Natal maupun wilayah lain Afrika Selatan.
Gandhi juga mengerahkan relawan anak anak sekolah  , dan inilah experiment pertama dia mengerahkan anak anak kecil membantu mengirimkan pamphlet pamphlet ke berbagai tujuan.



( bab 15 )
dua kecintaan.

“ Saya hampir tak mengenal ada orang yang menjaga kesetiaan seperti yang saya lakuan terhadap konstitusi Inggris Raya” katanya dengan penuh keyakinan.
 Sekarang Gandhi tahu jika rasa cintanya kepada kebenaran merupakan akar daripada kesetiaan. Tidak pernah mungkin bagi Gandhi untuk membangkitkan kesetiaan untuk perihal lainnya.
Lagu kebangsaan biasanya dinyanyikan dalam setiap pertemuan yang dihadirinya di natal . prasangka terhadap warna kulit yang dilihanya di afrika selatan menurutnya cukup kontras dengan tradisi ingris raa , dan Gandhi yakin itu bersifat sementara dan local.
Gandhi bersaing dengan bangsa Inggris atas kesetiaan pada kekuasan ratu.
Dia mempelajari nada dari lagu kebangsaan Inggris dan ikut menyanyi kapan saja lagu itu dilantunkan.
Tapi akhirnya teks lagu itu mulai mengguncang dirinya :

Syair lagu itu berbunyi :

Membubarkan musuhnya
Dan membuat mereka dikuasai
Kacaukan politik mereka
Halangi muslihat licik mereka.
Ini secara kusus mengguncang perasaan Ahimsanya , ia bertana pada dirinya : bagaimana bisa kita mengasumsikan bahwa yang disebut sebut “ musuh “ adalah “ licik “ ?
Dan karena mereka musuh,  apakah mereka pasti pihak yang salah ? Karena hanya pada TUHAN kita bisa meminta keadilan . Gandhi membagi perasaannya dengan sahabatnya dr Booth yang menyetujui bahwa adalah tidak benar bila seorang yang percaya pada Ahimsa menyanyikan kalimat kalimat seperti itu.
Saat Gandhi  tinggal di Bombay ia membawa iparnya yang lagi sakit ke Rajkot , ia menempatkannya dikamarnya dan merawatnya dengan tekun tapi laki laki itu akhirnya meninggal karena skitnya memang parah .  telah menjadi sifat dan watak Gandhi untuk menolong orang orang sakit siapapun dia karena hal yang demikian itu merupakan hiburan besar baginya apalagi jika sempat merawatnya sampai hari hari terakhir.

Bakatnya merawat orang sakit begitu berkembang sampai tahap menjadi hasrat dan acapkali membuat dia mengabaikan pekerjaan , kadang kadang melibatkan bukan hanya isteri tetapi seluruh rumah dalam melakukan jasa itu.
Gandhi berpendapat suatu jasa tak memiliki arti kecuali orang tersebut menikmati saat mengerjakannya.
Ketika jasa dilakukan untuk menunjukkan atau menakuti pendapat public , maka akan menghambat orang tersebut serta menghancurkan jiwanya.
Jasa yang diberikan tanpa kegembiraan tak akan menolong sang penolong maupun yang ditolong.
Segala kesenangan dan kepemilikan lainnya akan redup menjadi ketiadaan dihadapan jasa yang dilakukana dengan semangat kegembiraan.

Seorang sahabatnya , orang Persia suatu saat mengusulkan agar Gandhi jangan kembali ke aAfrika tapi ikut berjuang di India untuk memerangi kemiskinan negeranya . Mari kita perjuangkan pemerintahan sendiri disini dan secara otomatis kita pasti bisa membantu rekan senegara di sana ( Afrika Selatan ) Gandhi tak menyukai saran ini , karena ada kewajiban yang masih tersisas di afrika selatan , tapi ini meningkatkan rasa hormat Gandhi pada tuan Pestinji Padshah rekan Persianya itu.
Gandhi terpesona oleh rasa cinta Negara dan bahasa ibu orang itu.
Gandhi mengutip sebuah text  Gita yang begitu jelas dan tegas :

Akhirnya , ini lebih baik jika seseorang melakukan .
Tugasnya semampunya , meskipun ia gagal
Daripada melakukan tugas yang bukan miliknya , meskipun tampak lancar
Mati dalam melaksanakan tugas tidaklah buruk
Tetapi siapa yang mencari jalan lain akan terus mengembara .


Aktivitas Gandhi dalam membina jaringan dengan pers dan penerbit demikian tak kenal lelah dan pantang surut , ia telah berhasil menghubungi editor The Madras standard yang kemudian membantunya,  G Subrahmaniam dari The Hindu , bahkan kolom The Madras Standard diserahkan sepenuhnya pada Gandhi buat diisi.
Pada pertemuan di Madras maka kasus Balasundharam  menimbulkan kesan mendalam.
Saat akhir pertemuan dilakukan pembagian “ pamphlet hijau “ edisi kedua dan edisi revisi dari 10.000 eksemplar.

-    Betapapun tugas tugas di Afrika Selatan untuk membantu pekerja dan petani India yang ditekan oleh pajak dan ketentuan ketentuan diskrinatif lainnya menanti Gandi ,
-    Dan ternyata ia segera kembali ( 258 )

( 16 ) gemuruh badai ( 265 )
Pada kesempatan kali ini Gandhi bisa berangat ke Afrika selatan dengan kondisi yang jauh lebih baik daripada kepergiannya pertama ke India , kapal yang ditumpanginya adalah kapal baru  milik perusahaan yang pernah dibantunya saat pertama dia ke afrika selatan .
Tapi kali ini Gandhi dan keluarganya harus menghadapi  serangan badai ditengah perjalanan mendekati Afrika , badai ini terjadi dua kali dan hanya nasib baik saja yang menyelamatkan para penumpang.
Dipihak lain kapal penumpang mendapat perlakuan diskriminatif dengan menahan kapal ini selama 5 hari sebelum penumpangnya diijinkan  kedarat, kapal harus mengibarkan bendera kuning sebelum dokter menyatakan bebas wabah pes yang terjadi di india , masa inkubasi penyakit 23 hari dan kapal telah berlayar 18 hari. Tapi alasan ini Cuma dicari cari saja agar tenaga kuli kontrak dari India tidak bisa masuk Afrika, bahkan jika mungkin memulangkan mereka kembali. Orang orang kulit putih ketakutan oleh jumlah orang pendatang yang tenaga lebih murah lebih ulet dan lebih tahan menderita.
Ada berita di surat kabar bahwa Gandhi mengerahkan dan mencarter kapal , dan di india Gandhi melakukan propokasi atas orang orang kulit putih secara berlebihan.
Terdapat dua tuntutan untuk Gandhi :
1.    Bahwa seaktu di india Gandhi telah menyatakan pernyataan yang tak semestinya atas orang kulit putih di natal.
2.    Bahwa dengan tujuan untuk membanjiri natal dengan orang orang india dia kusus membawa dua kapal yang penuh berisi penuumpang untuk bermukim disana.
Gandhi sadar dg tanggung jawabnya dan dia tahu Dada Abdulla  &  Co telah membuat dirinya mendapatkan resiko berat karena dirinya ,kehidupan para penumpang berada dalam bahaya. Dan dengan  membawa keluarga Gandhi menempatkan resiko yang sama pada mereka.
Tapi Gandhi benar benar merasa tidak bersalah
Ujian ( 274 )
Kedatangan Gandhi beserta keluarganya ke Afrika Selatan membuat orang orang kulit putih sangat marah. Saat Gandhi dianjurkan buat turun dari kapal  dimalam hari kepelabuhan untuk menghindari kekerasan orang orang kulit putih yang sedang marah, Gandhi menolak dan mengatakan dia tidak ingin masuk  ke kota dengan cara sembunyi sembunyi seperti pencuri.
Anak dan isterinya mendahului dan diantar kerumah Tuan Rustomji , sedangkan Gandhi bersama Tuan Laughton  menyusul belakangan kedarat.
Apa yang dikawatirkan terjadi , para pemuda mengenalinya dan berteriak terak marah : Gandhi, Gandhi ! Tuan Laughton segera bertindak memanggil rickshaw yang Gandhi tidak suka barangkali karena kendaraan ini ditarik manusia , tapi ini situasi darurat Gandhi dan Tuan Laughton segera naik. Para pemuda mengejar dan mengancam akan membunuh penarik rickshaw itu lalu merampas kendaraannya , kerumunan itu bertambah banyak , Tuan Laughton dipisahkan lalu Gandhi  dengan batu, cuilan bata,dan telur busuk. Seorang menjambret turbannya , sementara yang lain mulai memukul dan menendang. Gandhi pingsan dan ditahan didepan sebuah rumah dan ia lalu berdiri mengambil nafas.
Mereka tidak berhenti dan mulai meninju dan memukuli Gandhi.
Isteri dari polisi pengawas , yang mengenal Gandhi kebetulan sedang melintas . Wanita pemberani itu muncul , membuka payungnya meskipun pada saat itu tidak ada matahari, dia berdiri diantara kerumunan dan Gandhi. Hal ini mengendalikan kemarahan gerombolan itu , karena sulit bagi mereka untuk member pukulan pada Gandhi tanpa menyakiti nyonya Alexander.
Seorang pemuda India yang melihat kejadian itu berlari menuju kantor polisi . Tuan Alexander , polisi pengawasmengirimkan sekelompok orang untukmelingkari Gandhi dan mengawalnya hingga selamat ketujuan.saat pengawas meminta Gandhi agar berlindung dikantor itu Gandhi menolak dan menjawab “ mereka pasti menjadi tenang saat mereka menyadari kesalahan mereka “
Malam hari gerombolan yang penasaran itu datang ketempat Gandhi menginap , mereka berteriak “ kami harus mendapatkan Gandhi ! “ Tapi pengawas polisi yang berpandangan tajam itu sudah ada disana mencoba mengendalikan kerumunan itu. Tidak dengan kekerasan tapi dengan mengikuti kemauan mereka .
Pengawas itu mengirimkan pesan paa Gandhi : “ jika anda ingin menyelamatkan rumah dan harta , teman an keluarga anda , anda sebaiknya melarikan diri dari rumah ini dengan menyamar, sebagaimana yang saya sarankan “

Gandhi mengikuti saran itu dan penyamaran dilakukan.
Maka sewaktu Gandhi  sedang melaksanakan pelarian , tuan Aexander  telah menghibur kerumunan itu dengan menyanyikan nada ini :
Gantung Gandhi tua
Di pohon apel yang asam.

Demikianlah Gandhi  luput  dari ancaman pada jiwanya
Chamberlain, perdana Menteri Koloni  mengirim kawat pada  Pemerintah Natal untuk menindak para perusuh itu.
Ketika Gandhi diminta oleh Tuan Escombe , pejabat pemerintahan  untuk mengenali wajah para perusuh itu, dia menolak dengan alasan itu bukan salah mereka karena mereka mendapat pemahaman yang keliru dg apa yang sbenarnya terjadi.
Gandhi mejawab tegas pada Escome  itu demikian : “ jika saya diijinkan mengatakan ini , anda yang bersalah , anda mempercayai Reuter dan berasumsi jika saya telah mengucapkan pernyataan yang  berlebih lebihan .
Saya tak mau menangkap siapapun
Saya yakin bahwa, ketika kebenaran diketahui , mereka akan menyesali perbuatannya.”
Tuan Escombe menjawab : Saya akan menulis surat kepada Tuan Chamberlain tentang masalah ini , tapi anda juga tak perlu terburu buru, anda bisa konsultasi dahulu dg Tuan Laughton.

“ terimakasih , ujar Gandhi
“ Saya sudah memiliki keputusan sendiri mengenai masalah ini sebelum saya menemui anda .Adalah pendirian saya bahwa saya tak akan menuntut para penyerang , dan saat ini saya siap untuk memindahkan keputusan saya dalam bentuk tulisan  “( 279 )

Peristiwa main hakim sendiri itu akhirnya terbukti merupakan karunia bagi Gandhi .
Ini meningkatkan nama baik komunitas India di Afrika Selatan dan membuat Gandhi semakin mudah.

Semangat pelayanan ,  brahmacharya ,   hidup sederhana , perang boer , mewarnai kehidupannya di Afrika Selatan selama periode dengan keluarga ini .
Dia juga berperan dalam perbaikan kesehatan dan penanggulangan paceklik .
Keingina yang kuat untuk membuktikan prinsip perjuangan Satyagraha dan Ahimsanya menyebabkan Gandhi mengambil keputusan untuk lebih jauh terlibat dalam Kongres , dan itu berarti dia dan keluarganya harus segera kembali ke Inda.


( 17 ) kembali ke india ( 315 ) –
Gandhi kembali ke India  bersama keluarga , salah satu dorongan adalah desakan kawan kawannya di India bahwa Gandhi akan bisa lebih berperan dan mengabdi  dalam perjuangan politiknya di India.
Sedangkan tugas melanjutkan gerakan di Afrika Selatan sudah ada , dua kawannya Messrs Khan dan Mansukhlal Nazar.
Akan kawan kawannya di Afrika Selatan memberikan syarat apabila dibutuhkan maka Gandhi haris siap kembali ke Afrika Selatan. Gandhi berjanji karena asa cinta yang mengikatnya pada Afrika Selatan.
Mencapai India Gandhi melakukan perjalanan keliling ke berbagai negeri.
Dua hari sebelum Kongres bersidang Gandhi menawarkan bantuan di kantor untuk mendapatkan pengalaman.

Saat itu Gandhi hanyalah seorang pemuda tak berpengalaman  , tapi para pengurus mempercayakan Gandhi untuk melakukan pekerjaan Kongres, sebuahkesempatan langka untuk memahami banyak rincian. Bnyaklah pengalaman yang didapat oleh Gandhi tremasuk menjahitkan kancing baju yang lepas dar salah seorang petinggi Kongres yang kemudian menjadi sahabat dan menyayangi Gandhi, gandi melakukannya karena rasa hormatnya pada orang tua dan itu pekerjaan yang biasa bagi Gandhi.
Disinilah Gandhi mendapatkan kesempatan untuk menulis dan membacakan usulannya tentang Afrika Selatan , dibawah pandangan mata berwibawa Sir Pherizhah Mehta yang disegani itu.
Usuan Gandhii diterima secara bulat oleh semua anggota.
Fakta bahwa usulan Gandhi diterima oleh Kongres sudah cukup menyenangkan baginya, karena saat itu banyak usulan masuk dan tentu merupakan nasib baik jika bisa  diterima.
Mengetahui jika imprimatur ( pengesahan ) dari kongres berarti disahkan diseluruh Negara sudah cukup menyenangkan semua orang.




Saat kembali ke India buat ketiga kalinya inilah Gandhi berkesempatan untuk benar benar memasuki bidang politik melalui kongres.
Suara seruling yang lemah diantara dentuman drum para veteran datang menyambutnya .
Di Darbar Gandhi menghadapi lord Curzon , disana didapatkannya para raja local dan maharaja mengenakan kostum lucu , dhoti bengal yang indah beserta kemeja dan syal, seragam yang Cuma digunakan oleh para khansama atau pelayan.
Penghinaan ini diwajibkan, atau jika mereka menggunakan seragam lazim saat menghadiri klub Lord Curzon sang penguasa Inggris maka mereka bisa kena sangsi kehilangan kekuasaan.
Gandhi mendapat keterangan yang terus terang dari salah seorang yang jujur . Gandhi merasa kasihan pada kawan yang terus terang itu.

Saat Lord Hardinge meletakkan batu pertama Universitas Hindu , diaakan darbar. Sebuah upacara.
Disana pun para MRaja dan Maharaja berhias bagaikan wanita , mengenakan piyama sutera dan achkan ( jaket panjang yang biasanya dipakai para muslim dan Sikh ), sutera kalung mutiara dan berlian berjumbai di turban.
Gandi menemukan bawa itu bukanlah lambang lambang keagungan namun perbudakan.
Cukup menyakitkan untuk menghadiri darbar dengan mengenakan pakaian dan perhiasan yang hanya layak digunakan oleh wanita.
Begitu banyak pungutan dosa seta kesalahan yang dituntut oleh kekayaan , kekuasaan dan gengsi dari manusia.
Saat saat bersanma Gokhale di India merupakan pengalaman dimana Gandhi didampingi oleh seorang sahabat yang jujur, ulet , tak pernah berbohong dan siap mengorbakan  waktu tenaga dan uangnya bagi kepentingan India
Suatu saat Gandhi mengunjungi kuil kali , disana dia melihat kawanan domba yang sedang digiring untuk dikorbankan.
Ketika dia memberitahukan pengorbanan sadis itu disuatu kesempaan pesta makan dirumah kawannya Gandhi menceritakan pengalamannya itu.
Kawan itu menjawab : doma domba itu tak merasakan apa apa . Keributan serta dentuman drum disana telah mematikan semua rasa sakit.
Gandhi menjawab : jika domba bisa berbicara mereka akan menceritakan kisah yang lain.
Pengalaman mengunjungi tempat suci Benares Gandhi karena cuma menyumbang satu pie pada seorang pendita,  Gandhi dihardik disuruh pergi dan mengancamkan  nasibnya  ke neraka , Gandhi jengkel juga tapi memahami situasi dan ia menarik kembali sumbangan yang memang ditolak pendita itu tapi sesaat kemudaia pendita itu meralat ucapannya walau tidak minta maaf tapi meminta lagi satu pienya dikembalikan . Gandhi banyak mengalami hal hal lucu ditempat perhelatan suci ini, dimana ketulusan dan ketidak tulusan bergabung menjadi satu . (349 )
Namun Gandhi tetap berpegang pada konsep karmapala ,yang perjalannya berkaitan dengan konsep  Bhakti Marga , apalagi saat diskusi cukup mendalam soal dosa asal.
Pernah atas pertanyaan  seorang missionaries di Afrika Selatan soal dosa asal Gandi menjawab ia percaya dosa asal , namun dengan mekanisme seperti dalam konsep Bhakti Margayang diyakininya  , hal ini menyebabkan penanya tersebut cukup menghargai  keyakinan Gandhi yang dijelaskan dengan jelas dan terang .
Selanjutnya Gandhi berucap : “ Sejak hukum karma dirumuskanNYA Tuhan  beristirahat “
Melihat kondisi kemungkinan kecilnya kemungkinan untuk bisa praktek sebagai pengacatra , jangankan buat sukses dari segi materi keuangan bahkan untuk hidup dan membeayai kegiatan rutinnya amat tipis kemungkinannya. Gandhi dan saudara saudaranya sepakat untuk mencari tempat lain dan meninggalkan Bombay.
Tapi kemudian terjadi perkembangan baru di Afrika Selatan.
( 18 ) ke afrika selatan lagi
Telegram tak terduga datang dari orang orang Gandhi di Afrika Selatan : “Chamberlain menanti disini. Tolong segera kembali “ . Gandhi  ingat janjinya , siap berangkat .
Gandhi memiliki kepentingan yang mendesak untuk melakukan sesuatu di Afrika Selatan walaupun kedatangannya rupanya kurang disukai baik oleh penguasa colonial Afrika Selatan Mr chamberlain maupun orang orang Asia yang menjadi pembantu setia Chamberlain, Gandhi  menyebutnya para dictator dari Asa, karena mereka bisa menyetujui atau menolak kedatangan pendatang pendatang baru yang tak disukai melaui wewenang birokreasinya.
Gandhi tidak takut dan tidak mundur , walau ketidakpastian muncul dari benaknya . Dia menyimpulkan situasi yang dihadapinya seperti berikut : Segala hal yang muncul dan terjadi disekeliling kita adalah hal yang tak pasti, fana. Namun ada Hal Besar Yang Tersembunyi didalamnya disebut Kepastian , dan seseorang akan diberkahi jika a bisa menangkap kilasan Kepastian itu lalu menggantungkan harapannya disana.
Pencarian kebenaran merupakan kehidupan SUMMUM BONUM ( yang terbaik )
Sebab segalanya kecuali YANG MAHABENAR adalah ketidakpastian.
Mr Chamberain datang untuk mengambil upeti senilai tigapuluh juta pound dari Afrika Selatan , serta membujuk hati masyarakat Inggris dan Boer . Jadi ia menghindari utusan orang India.
“ anda tahu “ , ujarnya , “ jika pemerintah colonial hanya memiliki sedikit kendali pada koloni koloni yang memiliki pemerintah sendiri. . Penderitaan anda nampaknya nyata .
Saya akan melakukan apa saja yang saya bisa, tapi anda harus berusaha sebaik mungkin untuk berbaikan dengan masyarakat Eropa , jika anda ingin hidup diantara meeka.
Jawaban ini membuat para anggota kecewa.
Sesungguhnya tak ada yang salah dengan jawaban Tn Chamberlain. Mungkin benar jika ia berterus terang.
Ia telah menyadarkan  anggota  Kongres ini dengan cara yang cukup halus , walaupun terkesan menolak dan bawahannya menghina Gandhi .
Setelah berdiskusi dengan masyarakat India di Pretoria dan Johannesburg akhirnya Gandhi memutuskan untuk membuka kantor di Johannesburg dan Gandhi memulia pekerjaan professionalnya., dan berhasil mendaftar di Mahkamah Agung Transfaal.


Indian opinion bertambah tajam , nasib ketidak adilan orang orang India Afrika Selatan telah menyebar lebih luas,  lokasi kuli atau ghetto yang menyedihkan serta munculnya wabah hitam , lalu terbakarnya lokasi pemukiman orang orang India. ( 420 )
Mantra sebuah buku , Indian opinion semakin hari semakin mahal , serta buku karya Ruskin “ Unto this last sangat mempengaruhi Gandhi .
Koloni phoenix juga memerlukan penanganan dan perhatian lebih besar.( 434 )
Indian opinion semakin hari semakin mahal .
Pada bab  18 ini kami  uraian bagaimana Gandhi berusaha untuk membentuk pendidikan formal bagi orang orang India yang tak terlayani oleh sistem pendidikan barat yang eropa tersebut.
Ia memberikan pelajaran bahasa Hindi, Tamil, Gujarat dan Urdu termasuk Sansekerta.
Banyak anak India yang lahir di Afrika Selatan yang tak memahami bahasa sendiri, apalagi hurufnya. Sebagian besar buta huruf dan tidak sekolah disini Gandhi lebih menekankan pelatihan jiwa daripada fisik, jika gurunya pembohong tak mungkin mengajarkan kejujuran pada anak.
Guru yang pengecut tak akan berhasil membuat murid murid yang gagah berani, seorang yang asing dengan pengendalian diri tak mungkin mengajarkan nilai nilai luhur.
Acapkali Gandhi mengalami masalah dengan anak didiknya yang kurang disiplin maka ia menganggap ini sebagai tanggung jawabnya dan Gandhi melakukan penebusan dosa dengan berpuasa.
Pernah ia melakukan puasa 7 hari lalu makan sekali 1 hari selama 4 setengah bulan, kawan kawan nya melarang tapi Gandhi tak bisa dihentikan.
Seorang Satya Graha adalah pelaku kehidupan sederhana yang berusaha sebanyak mungkin membantu diri nya sendiri bagi keperluannya sendiri.
Gandhi selalu memilih bepergian di kelas tiga, dan saat terjadinya perang Buer maka keterlibatan Inggris dalam perang memaksa hatinya untuk ikut terlibat, walaupun orang India adalah kelas budak di mata Inggris dan yang terakhir ini kelas majikan, tapi menurut Gandhi ini lebih disebabkan oleh sikap sikap individu pejabat Inggris dan bukan system Inggris.
Gandhi mengubahnya dengan cinta. Tapi lalu muncul dilemma Ahimsa, konsep tanpa kekerasan (satya graham = memboikot perang) turut berperang atau menolak perang , Gandhi memilih satu karena tak mampu dengan dua.


Di Inggris Gandhi menawarkan miniatur  Satyagraha.
Saat kelompok Gandhi menjadi bagian dari kesatuan Ambulans Afrika Selatan maka mereka mendapat pelatihan oleh  anak anak muda mahasiswa Oxford . Gandhi adalah Ketua Satuan Relawan.
Sebuah kesempatan lalu tiba tiba muncul untuk Satyagraha . Rupanya anak anak muda Oxford ini merasa dirinya lebih berkuasa , lebih ahli dan lebih berkualitas sehingga mereka hendak memaksakan perintah perintahnya seakan satuan relawan Gandhi ini bawahan mereka, padahal tugas para pemuda Oxford ini Cuma melatih saja dan tidak lebih. Satuan Gandhi menolak perintah pejabat berwenang tapi bisa memberikan jasa yang besar pada Rumah Sakit Netlay dan Cuma mau tunduk perintah dilokasi yang ditempati itu. Sebagai akibatnya harga diri tidak dikorbankan dan pemerintah bisa tenang, inilah dimaksud miniature Satyagraha.
Suatu saat Gandhi menderita radang selaput dada, ini telah dialamninya saat di Inggris. Gandhi tetap menghindari susu, sereal dan biji-bijian. Tapi sebaliknya seorang kawan yang sering membantu keuangan meminta agar Gandhi mengikuti saran dokter untuk meningkatkan daya tahan tubuhnya, sedangkan alasan agama merupakan motif yang kuat dalam pendirian Gandhi. Gandhi tidak sanggup memikirkan bagaimana proses jahat yang dipilih para gofal memeras tetes terakhir sapi dan kerbau mereka. Gandhi tetap menolak mengkonsumsi susu, produk-produk susu atau daging. Jika itu beresiko kematian ia akan menghadapinya. Kawanya tuan Robet menasehati Gandhi agar pulang ke India, dengan cacatan jika kondisi membaik dan perang masih berjalan dia boleh memberikan bantuan.



( bab 19 )
kerumah ( afrika selatan-  inggris - india ) ( 522 )
dalam perjalanan pulang dari Afrika singgah di Inggris lalu ke India Gandhi merasakan bahwa percakapan percakapan di kapal yang dipenuhi oleh penumpang penumpang Ingris itu suasananya berbeda.
Percakapan percakapan penumpang India dengan Inggris hanya bersifat formal saja, tak terjadi keakraban seperti saat dia berangkat ke Afrika selatan dari India. Menurut Gandhi ini disebabkan oleh adanya nuansa perasaan ras berkuasa dari orang Inggris , tapi juga disebabkan oleh karena orang orang India itu sendiri secara sadar atau tidak merasa sebagai ras yang dikuasai.( 523 )

Kallenbach , sahabatnya dalam experimen experimen Satyagraha di Afrika Selatan  telah menemani Gandhi  ke Inggris dengan harapan untuk pergi ke india .
Namun karena kewarganegaraannya Jerman dan Jerman sedang berseteru dg  Inggris dia ak diperkenankan.
 Gubernur Jenderal India Lord Harding menjawab  “ maaf  pemerintah India tidak bersedia untuk mengambil resiko semacam itu “


Bagaimanapun tulusnya perjuangan dirinya terhadap Ahimsa, perjuangan itu masih belum sempurna dan belum cukup. Karena kilauan kebenaran tak terlukiskan, sejuta kali lebih terang dari cahaya matahari yang kita lihat setiap hari.
Menjawab para mengeritiknya yang kurang menyukai keterlibatan mahatma Gandhi dibidang politik ia berujar : orang yang mengatakan bahwa agama tak ada hubungannya dengan politik sama dengan tidak tahu apa arti agama.
Tentang dosa Gandhi berpendapat manusia dan tindakannya adalah berbeda. Pelaku tindakan itu entah baik atau jahat selalu layak mendapat rasa hormat atau kasihan melihat masalahnya.
“ Bencilah dosa itu, bukan yang berbuat dosa “
Bagian dari sifat Gandhi adalah meskipun para pejabat itu busuk dia tidak membenci mereka secara pribadi. Ketika mereka dalam kesukaran mereka mendekati Gandhi, dan beliau membantu.
Maka  Gandhi menyadari bahwa sifat itu merupakan bagian penting Satyagraha dan sebuah sifat Ahimsa.


Di India Gandhi terutama harus memikirkan cara mencari nafkah, sedangkan profesi pengacara saat itu berlaku publik opini : profesi pengacara adalah profesi pembohong, itu didengarnya saat dia masih menjadi mahasiswa. Tapi itu tidak mempengaruhi dirinya, karna Gandhi tidak bertujuan untuk mendapatkan posisi atau uang dengan berbohong ( 526 ).
Sejak awal Gandhi telah memperingatkan setiap klien baru sebaiknya ia tidak berharap jika Gandhi aka mengambil kasus yang tidak benar atau mengajari para saksi untuk berbohong sehingga dengan demikian tidak akan membangun reputasi buruk. Ternyata beberapa klien memberikan kasus kasus bersih, yang meragukan diberikan orang lain ( 526 ).
Persentuan langsung Gandhi  dengan Ahimsa adalah dalam kasus petani Champaran, saat terjadi perselisihan antara pemilik kebun nila dengan penyewa. Ketika pemilik kebun menolak  Gandhi sebagai pembela pihak petani  penyewa, para pemilik tanah ini mengancam melapor pada pemerintah. Seorang polisi pengawas menjemput Gandhi dengan membawa surat perintah untuk meninggalkan Champaran. Gandhi bersikeras tinggal di Champaran dan siap ke siding pengadilan daripada mentaati perintah. Petani petani Champaran yang tidak berpendidikan itu mengalir ke pengadilan, masyarakat kehilangan rasa takut. Melihat kenyataan ini maka pemerintah tidak berani mengambil resiko dan memutuskan untuk mencabut kasus ini.
Penyelidikan kasus Champaran oleh Gandhi dengan kekuatan Kongres, merupakan eksperimen berani terhadap Kebenaran dan Ahimsa. Ketika terjadi perselisihan antara pemilik pabrik dengan para pekerja pabrik di Ahmedabad maka Gandhi memberi saran buat pemogokan karena jasa arbitrasi ditolak pekerja namun Gandhi memberikan syarat :
1.    Jangan pernah menggunakan kekerasan.
2.    Jangan pernah menganiaya pekerja yang tetap bekerja sewaktu pekerja yang lain mogok.
3.    Jangan pernah bergantung pada sedekah.
4.    Tetap tegas, tidak peduli berapa lama pemogokan berlangsung , dan untuk mendapat penghasilan selama pemogokan dari pekerjaan halal lainnya.
Puasa :
Gandhi membina hubungan yang erat antara dirinya dan pengikut pengikutnya. Saat para pekerja ini mulai menunjukkan sikap mengancam pada mereka yang tidak mogok Gandhi mengingatkan mereka akan sikap seorang Satyagrahi dan Ahimsa, dan Gandhi memutuska untuk berpuasa sampai orang orang ini kembali kepada janjinya. Gandhi berhasil, para pekerja tidak lagi mengancam pekerja lainnya. Puasa diakhiri. Ternyata puasa Gandhi juga menyentuh para pemilik pabrik, lalu terjadi kesepakatan soal upah. Pada saat yang lain Satyagraha bisa juga berarti boikot, tidak akan membayar pendapatan pada pemerintah. Misalnya jika pendapatan dari hasil tanah berkurang  mereka mempersilakan pemerintah menyita tanah daripada harus membayar sukarela. Ini terjadi saat Gandhi menjadi Ketua Gujarat Sabha.
Satyagraha menjadi lebih kuat dan bersemangat dan menjadi awal daripada kebangkitan para petani. Ini berguna sekali buat memperjuangkan Swaraj ( Otonomi ). Selama operasi bantuan banjir misalnya Satyagraha dilaksanakan.
Ternyata penyelamatan masyarakat bergantung pada diri mereka sendiri, kepada kemapuan mereka untuk menderita dan berkorban.
Suatu saat Ahimsa mendapat ujian berat ketika sampai pada problem persatuan Hindu-Muslim sebagai awal Gandhi sudah menyadari saat di Afrika Selatan bahwa tak ada pertemanan yang tulus antara umat Hindu dan Musalman ( 641 ). Namun satu hal telah tercapai Hindu dan Musalman sama-sama mengucapkan ikrar Swadesi, memboikot benang benanga sing sat mereka bersepakat untuk menggunakan “ Khadi “, pakaian sarung hasil tenunan domistik yang dihasilkan dari program Satyagraha. Dititik ini orang Hindu dan Muslim seperti telah bersatu menjadi satu orang melawan kekuatan Inggris. Lebih jauh lagi Gandhi berkata : “ sebagai seorang Hindu saya tak bisa mengabaikan tujuan mereka. Kepedihan mereka pasti merupakan kepedihan kami” sesuatu yang dibumi Bali acapkali diidentikan dengan ajaran tatwamasi. Lebih jauh lagi Gandhi meminta pada yang mulia menteri Jajahan memberikan jaminan pasti bagi Negara Negara Mohammedan-yang sekarang menjadi kenyataan berdirinya Pakistan. Bahkan terhadap orang orang Inggris Gandi berujar : “ karena saya mencintai Negara Inggris saya harap bisa membangkitkan kesetiaan orang orang Inggis disetiap orang India.

Hasrat kuat untuk hidup demi melaksanakan Satyagraha adalah dengan menolak minum susu , walaupun pada suatu keadaan kritis bagi kesehatannya. Ia akhirnya bersedia minum susu kambing, karena desakan istrinya, sesuatu yang saat mengucapkan ikrar hanya membayangkan susu sapi atau kerbau. Saat itu minum susu kambing sebagai obat dipaksakan oleh istrinya, walaupun dalam hati Gandhi yakin itu juga terlarang sehingga dia merasa melakukan sebuah menipuan diri. Penganut kebenaran ini mengkompromikan tujuan sucinya demi keinginan memperjuangkan Satyagraha, dengan demikian dia harus hidup. Tapi perasaan telah membunuh jiwa dengan ikrar tidak minum susu masih menghantuinya. Gandhi mendukung soal Khilafat yang diperjuangkan pihak Muslim. Sedangkan kaum muslim India berpikir untuk menghormati kaum Hindu dengan tidak memotong sapi.
Salah satu norma dasar satygraha yang ditekankan oleh Gandhi :
-    Lihat kesalahan dengan kaca cembung.
-    Kesalahan orang lain dengan sebaliknya.
-    Untuk melaksanakan perjuangan Satyagraha, yaitu ketidakpatuhan sipil diperlukan kesiapan kesiapan moral dan mental  psikologis aga tidak berakhir premature. Diperlukan kerelaan dan ketaatan spontan yang wajib dimiliki seorang Satyagrahi, mematuhi hokum masyarakat dengan cerdas dan melakukannya atas keinginan sendiri, ( sikap pemakai helm di Indonesia ), karena ia menganggap sebagai tugas suci. Inilah sisi damai Satyagraha.

Kongres.
Pada saat krisis sejarah nasional, dimana kongres sedang mempersiapkan sebuah resolusi bagi gerakan tidak bekerjasama, lokamaya sahabat pelindung dan penasehat Gandhi tiba tiba meninggal.
Gandhi merasakan kehilangan besar sampai dia berucap “ Pelindung terkuat saya sudah meninggal , upacara kematiannya masih ada selamanya dalah hati saya” ( 721 )
Resolusi itu mencantumkan sebagai “ Swaraj “  sebagai tuntutan utama , dengan kekuatan “ sikap tidak bekerjasama “.
Dalam undang undang yang diajukan oleh Gandhi tujuan pokoknya adalah : pencapaian Swaraj dalam kerajaan Inggris jika mungkin dan diluar jika perlu, kemudia persatuan Hindu-Muslim, penghapusan kaum paria, dan semenjak itu anggota kongres beragama Hindu telah menerima tanggungjawab untuk melepaskan agama Hindu dari kututkan kaum Paria.
Sedangkan tidak bekerjasama demi kilafat adalah bentuk persatuan Hindu-Muslim.


Kata penutup .
Experimen eksperimen Gandhi melalui kongres masih belum bisa dianggap pasti, tapi beliau memberikan nilai yang tinggi pada experimen experimennya.( 725 )
“ Bukan tanpa kesedihan saya harus berpamitan pada para pembaca “ merupakan sebuah kalimat yang ditulis saat mengahiri tulisannya autobiografinya , ucapan perpisahan amat berkesan  dan mengharukan  jiwa bagi saya ( presenter ) pribadi  dan mungkin juga bagi pecinta Gandhi atau pembaca lainnya , sebuah pesan getaran cinta agung  kemanusiaan pada yang akan ditinggalkannya  , dari seorang yang ketulusan hatinya bisa mengalirkan butiran airmata dalam perasaan siapapun yang menghayati arti perjuangannya bagi kemanusiaan .
Kebenaran dan Ahimsa bagi mereka yang ragu , diakui sebagai harapan bodohnya , walaupun satu satunya cara untuk mewujudkan kebenaran adalah Ahimsa .
Hingga Gandhi sampai pada syahadatnya : “ TAK ADA TUHAN YANG LAIN SELAIN KEBENARAN “
Sebuah keyakinan yang sulit terbantahkan indahnya dilihat dari pandangan apapun.
Untuk menjalankan kebenaran atau Ahimsa memerlukan conditio sine quanon yaitu : “ ketulusan “
Karena ketulusan akan menular menjangkiti orang orang sekitarnya.
Gandhi mengatakan untuk mencapai ketulusan sempurna seseorang harus benar benar terbebaskan dari nafsu dalam fikiran , perkataan dan tindakan .
Kita pasti mengenal  jika ditanah  Bali ketulusan seperti ini telah dirangkai dalam sebuah madah kosakata , laksana  kelopak bunga “ trikaya parisudha “ – berfikir benar, berkata benar dan berbuat benar “
Akhirnya Gandhi  menutup seruannya dengan sebuah seruan  : meminta  para  pembaca untuk turut bergabung dalam Ahimsa ,  batas kerendahan hati manusia .

Dipetik oleh Soegianto S
dari : MOHANDAS  KARAMCHAND GANDHI                                                             )

MAHATMA GANDHI
Sebuah Autobiografi

Mahatma Karamched Gandhi lahir pada 2 Oktober 1869 di Porbandar, India.
Berasal dari keluarga kelas menengah kasta Vaishya. Ayahnya bernama Karamchand, ibunya bernama Putlibai. Pada umur 13tahun, menikahi seorang gadis bernama Kasturbai. Ketika menginjak usia 18tahun, melanjutkan pendidikannya ke Southampton, Inggris, mengambil jurusan hukum. Bersamaan dengan itu, dia mulai berminat mempelajari agama. Berbagai kitab serta buku buku keagamaan – baik Hindu, Kristen, Yahudi dan Islam – habis dibacanya. Pada 1891, dia lulus dan menjadi seorang pengacara. Ketika kembali ke India, dia membantu proses kemerdekaan India hingga merdeka pada 1947. Pada 30 Januari 1948, dia dibunuh seorang pria Hindu yang marah karena Gandhi menginginkan masyarakat Hindu dan Muslim diberikan hak yang sama.

“Tak ada hal baru yang bisa kuajarkan kepada dunia.
Kebenaran (truth) dan antikekerasan (non-violence) sama tuanya dengan gunung gunung”
“Tuhan adalah Kebenaran”
“…Orang yang tidak murni hatinya tidak dapat melihat Tuhan. Karena itu, proses pemurnian diri tentu harus diupayakan dalam perjalanan hidup. Dan proses pemurnian diri akan mudah mempengaruhi orang orang yang ada disekitarnya.”
(M.K. Gandhi)